Banyuwangi, SERU.co.id – Untuk meningkatkan ekonomi petani Akibat dampak Covid-19, Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Pengairan kabupaten Banyuwangi melaksanakan program padat karya irigasi, salah satu program prioritas di tahun 2021.
Plt Kepala Dinas PU Pengairan Banyuwangi, Guntur Priambodo melalui Kabid Bina Manfaat dan Kemitraan, Doni Arsilo Sofyan mengat, program padat karya irigasi tahun ini akan dilaksanakan oleh 11 Kantor Eksploitasi Air Irigasi Daerah (Korsda) se-kabupaten Banyuwangi.
Menurutnya, setiap masing-masing Korsda mempunyai kegiatan padat karya khususnya normalisasi irigasi, yang melibatkan Himpunan Petani Pemakai Air (HIPPA)
“Program padat karya ini nantinya akan dilaksanakan oleh 11 Korsda, yang akan melibatkan HIPPA yang anggotanya adalah para petani. Dengan program ini setidaknya bisa memberikan manfaat dan lapangan pekerjaan untuk masyarakat berpenghasilan rendah, khususnya para petani,” ujar Doni Arsilo Sofyan, Kamis (10/6/2021) siang.
Lanjut Doni, sebenarnya program ini sudah berlangsung sejak tahun 2020. Karena masih dalam taraf percobaan, program padat karya irigasi baru mencakup 1 Korsda. Namun setelah melihat hasilnya, ditahun 2021 ini seluruh Korsda melaksanakan program padat karya irigasi. Meski dengan anggaran yang sangat terbatas, namun sangat efektif dan efisien
“Dari pantauan kami, secara administratif sudah berjalan dengan baik, tertib dan lancar. Sehingga kami meningkatkan di 11 Korsda. Anggarannya tidak terlalu besar, tapi sangat efesien,” jelasnya.
Doni mengatakan, program padat karya irigasi ini baru bisa mengakomodir satu HIPPA. Sehingga dari 11 Korsda yang ada, baru mencakup 11 HIPPA. Dia mengakui jika masih banyak HIPPA yang belum terakomodir dalam kegiatan padat karya tersebut.
Kedepan sambung Kabid Bina Manfaat dan Kemitraan ada peningkatan, jika pada tahun 2021 1 Korsda melibatkan 1 HIPPA nantinya akan meningkat menjadi 2 HIPPA.
“Tidak menutup kemungkinan, kedepan mungkin ada peningkatan satu Korsda mencakup 2 HIPPA. Tapi kita evaluasi dulu hasil ditahun ini,” cetusnya.
Anggaran program padat karya irigasi ini sebesar Rp 550 juta untuk 11 HIPPA, dan anggaran tersebut akan diberikan langsung dengan cara ditransfer ke rekening HIPPA
“Jadi satu HIPPA mendapat anggaran Rp 50 juta, berarti ketika 11 HIPPA total anggaran Rp 550 juta. Itupun di dalam DPA (Dokumen Pelaksanaan Anggaran) kami yang terserap oleh anggaran untuk tenaga kerja, kurang lebih sekitar 50 persen. 50 persen lagi untuk pengadaan alat pelaksanaan kegiatan normalisasi,”bebernya.
Lebih lanjut Doni mengatakan, adapun proses pelaksanaan dan pembiayaan dalam program tersebut, pihaknya langsung membayar para pekerja yang melakukan kegiatan normalisasi saluran irigasi di wilayah kerja masing-masing HIPPA, melalui rekening masing-masing pekerja.
“Jadi setiap pekerja langsung kita transfer langsung. Karena semua pekerja itu kita syaratkan membuka rekening bank, kemudian kita transfer langsung ke rekening masing-masing untuk pembayarannya,” ujarnya.
“Kita ingin lebih transparan, lebih clear. Artinya ketika ini pembayaran berapa, ditandatangani berapa, diterima di rekening berapa. Tidak terlalu banyak tangan yang ikut serta disitu,” sambungnya.
Dia menambahkan, pelibatan HIPPA dalam program padat karya irigasi ini diharapkan lebih tepat dan lebih tepat capaiannya. Karena HIPPA lebih memahami kondisi yang ada di lapangan.
“Selain keikutsertaan kita dalam pemulihan ekonomi, melalui padat karya. Ini juga bagian kita membina teman-teman petani pemakai air,”pungkasnya. (ras)
Baca juga:
- Seluruh Jemaah Haji Indonesia Tiba di Makkah, Siap Jalani Wakuf di Arafah
- Satu WNI Meninggal di Gurun Makkah, Dua Lainnya Diselamatkan Usai Coba Masuk Secara Ilegal
- 541 Atlet KONI Kota Batu Lolos Mengikuti Porprov IX Jatim 2025
- KONI Batu Bakar Semangat Tanding Atlet Lewat Character Building
- Pemkot Malang Tak Kuasa Hadapi Alih Fungsi Lahan Pertanian Terdesak Perumahan