Gubernur Khofifah Sebut Pesisir Selatan Jawa Timur Butuh Kampung Siaga Bencana

img 20210522 wa0017

Bacaan Lainnya

Blitar, SERU.co.id – Pasca gempa berkekuatan 5,9 SR (direvisi BMKG, red) yang menggoncang Blitar, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meninjau dua kecamatan di Kabupaten Blitar yang terdampak gempa. Kedua lokasi tersebut yaitu rumah warga di Desa Boro, Kecamatan Selorejo, dan Desa Jabung, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan, pesisir Selatan Jawa Timur termasuk Kabupaten Blitar berada di area ring of fire. Meskipun mitigasi bencana sudah dilakukan secara kontinyu oleh BMKG. Namun, ketika mitigasi dilakukan di Banyuwangi dan Pacitan, ternyata yang terdampak gempa justru wilayah Malang, Lumajang dan sebagian Blitar.

“Kedepannya mitigasi bencana harus komprehensif dengan dibentuknya Kampung Siaga Bencana (KSB),” seru Khofifah Indar Parawansa, Sabtu (22/5/2021).

Lebih lanjut Khofifah menjelaskan, hal ini menjadi kewaspadaan semua pihak. Kedepannya konstruksi bangunan memang sebaiknya tahan gempa.

“Jadi bertahap, konstruksinya harus dibuat tahan gempa,” jelas Gubernur Jawa Timur.

Khofifah menambahkan, Kampung Siaga Bencana (KSB) dibutuhkan supaya ada kewaspadaan dan kemandirian sesuai potensi bencana di tiap wilayah. KSB ini nantinya akan menciptakan lumbung-lumbung sosial yang disiapkan secara berbeda.

“Saya minta agar dipetakan kembali KSB tiap wilayah. Agar kita bisa ciptakan kemandirian warga pada setiap potensi bencana yang ada. Misalnya, di wilayah dengan potensi banjir, akan disiapkan perahu karet. Dan tentu berbeda dengan yang disiapkan pada wilayah dengan potensi gempa, puting beliung dan kebakaran,” imbuhnya.

Terkait bantuan dampak gempa, Khofifah menandaskan, pada posisi awal bencana disiapkan logistik supaya bisa membangkitkan struktur ekonomi warga terdampak.

“Hal ini sesuai SOP berdasarkan koordinasi dengan Kementrian Sosial dan stake holder lainnya. Sementara untuk kerusakan berat, sedang dan ringan bisa segera dilaporkan ke BNPB. Namun untuk titik-titik tertentu, bisa gotong royong antara BPBD daerah dengan BPBD Jatim,” pungkasnya.

Sementara Bupati Blitar Rini Syarifah menegaskan, ada 112 bangunan rusak mulai dari ringan hingga berat yang tersebar di 16 kecamatan di Kabupaten Blitar. Pemkab Blitar saat ini masih melakukan inventarisir kerusakan dampak gempa.

“Kita data dulu. Target kita dua hari ini selesai,” tegas Mak Rini, sapaan akrab Bupati Blitar Rini Syarifah.

Gempa berkekuatan 5,9 SR yang berpusat di 57 kilometer Tenggara Kabupaten Blitar dengan kedalaman 110 kilometer, terjadi pada  Jumat (21/5/2021) sekitar pukul 19.09 WIB, dirasakan di seluruh wilayah Blitar Raya, yang meliputi Kabupaten dan Kota Blitar. (fjr/rhd)

baca juga :

disclaimer

Pos terkait