Malang, SERU.co.id – Setelah mengukuhkan dua Guru Besar pada 1 April 2021, sepekan kemudian Universitas Negeri Malang (UM) kembali mengukuhkan Gubesnya. Yakni Prof Dr Muhammad Alfian Mizar MP dan dan Prof Dr H Heru Suryanto ST MT, di Graha Cakrawala UM, Kamis (8/4/2021).
Dalam pidato pengukuhan Prof Dr Muhammad Alfian Mizar MP, mengusung judul “Strategi Desain Manufaktur, dan Aplikasi Teknologi Tepat Guna (Appropriate Technology) Dalam Peningkatan Daya Saing Nasional.” Hingga Prof Alfian dikukuhkan sebagai guru besar Teknologi Tepat Guna (Appropriate Technology).
“Saya juga menyoroti kebutuhan TTG belum banyak didasarkan atas kebutuhan riil yang diperlukan IKM. Artinya penerapan TTG pada IKM kurang tepat atau istilahnya Inappropriate,” ungkap Prof Alfian.

Menurutnya implementasi TTG dipandang sebagai strategi untuk mengoptimalkan pendayagunaan semua aspek sumberdaya lokal secara berkelanjutan. Tentunya hal tersebut yang mampu memberikan nilai tambah.
Desain dan manufaktur penerapan TTG dapat berhasil secara optimal perlu memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut: 1) faktor teknis ( dapat meningkatkan produksi, aplikasi teknologi mudah dilakukan, peralatan dan sarana produksi mudah didapat), (2) faktor ekonomis (biaya operasional terjangkau, secara finansial menguntungkan, produk mempunyai nilai tambah penjualan), (3) faktor sosial ( Sesuai/tidak bertentangan dengan budaya masyarakat/ industri kecil), (4) faktor lingkungan (tidak merusak lingkungan), dan (5) faktor kelembagaan (ada dukungan kebijakan lembaga).
Alfian menyarankan, Perguruan Tinggi perlu merealisasikan adanya Appropriate Technology Research and Aplied Centre (ATRAC) sebagai wadah dalam mengembangkan dan menerapkan TTG. Juga meningkatkan jumlah dan tingkat kesiapan teknologi (technology readiness level) secara aplikatif, serta kemampuan menyajikannya dalam bentuk paket-paket teknologi yang siap diaplikasikan.
Sedangkan Prof Dr H Heru Suryanto ST MT, dalam pidato pengukuhan mengusung “Rekayasa Interface sebagai Faktor Kunci Keberhasilan Manufaktur Komposit Polimer yang Diperkuat Serat Alam”. Menurutnya, untuk meningkatkan kualitas komposit serat alam, dapat dilakukan “rekayasa interface pada serat maupun pada matriksnya”.
“Teknologi rekayasa pada permukaan serat dapat dilakukan dengan beberapa cara melalui perlakuan kimia, perlakuan fisik, proses biologis, dan menggunakan teknologi nanomaterial untuk deposisi dan fungsionalisasi permukaan serat,” ungkap Prof Heru.

Lebih jauh ia menguraikan, setelah melakukan rekayasa tentunya harus dapat menjamin penguatan komposit harus benar-benar berhasil. Hal ini dibuktikan dengan telah dilakukan kajian pemanfaatan serat mendong sebagai penguat komposit melalui rekayasa interface dengan paparan medan listrik AC pada pembuatan/manufaktur dengan pengujian secara mikromekanik terhadap komposit epoksi dengan penguat serat mendong.
Kajian oleh Prof Heru ini yang sudah menghasilkan lima artikel pada jurnal internasional bereputasi dan dua paten yang sudah Granted. Dengan demikian, sebelum proses manufaktur secara utuh dilakukan, perekayasa harus sudah dapat meyakinkan bahwa proses manufaktur tersebut akan berhasil. (rhd)