Selain Jaga Kesehatan, Sutiaji Ajak Lansia Kawal Pendidikan Karakter

Kota Malang, SERU

Para lansia meminta Walikota Malang Sutiaji agar Pemkot Malang menginisiasi Jagongan Lansia dengan jajaran Forkompinda, diantaranya Walikota, Wakil Walikota dan Ketua DPRD Kota Malang di Taman Lansia Indragiri. Permintaan tersebut disampaikan Ketua Umum Yayasan Gerontologi Abiyoso Malang, Prof Dr dr Djanggan Sargowo SpPD SpJP (K), dalam acara peringatan HUT Lanjut Usia (Lansia) ke-23, di Hall Istana Dieng, Sabtu (14/9/2019).

Bacaan Lainnya

“Kami ingin Pak Walikota, Pak Wawali selaku Ketua Korda Lansia Kota Malang dan Pak Ketua DPRD, menyempatkan waktu secara periodik untuk bercengkrama (jagongan, red) dengan Lansia Kota Malang. Bertepatan kita sudah punya Taman Lansia di Indragiri, meski seakan hanya nama tanpa diperkaya aktifitas secara maksimal,” seru Prof Djanggan, sapaan akrabnya, sembari berharap, dengan jagongan secara periodik, selain mempererat hubungan dan silaturahmi, juga makin menguatkan keberadaan Taman Lansia Indragiri.

Sementara itu, dalam sesi pematerian kesehatan lansia, Prof Djanggan mengingatkan akan bahaya penyakit jantung. Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah ini mengajak untuk mengenali gejala sejak dini penyakit jantung, antara lain  cepat lelah, sesaknya makin meningkat, bengkak kaki dan tungkai bawah. “34,1 persen masyarakat Indonesia terkena hipertensi. Dan itu potensi besar terhadap serangan jantung,” seru dr Djanggan.

Walikota Malang Sutiaji, harapkan peran lansia dalam pendidikan karakter. (ist)

Disebutkan Prof Djanggan, prevelansi lansia di Indonesia 9,9 persen dan di Jawa Timur 10,4 persen. Ada pun jumlah lansia Kota Malang di angka 75 ribu – 80 ribu lansia. Selain mengharapkan dukungan layanan kesehatan dan sarana penunjang untuk lansia seperti jalan yang baik, komunitas lansia kota Malang juga berkomitmen mendukung program ekonomi kreatif Walikota Sutiaji. “Ekonomi kreatif bukan hanya milik anak muda,  tapi lansia juga bertekad untuk menyumbang,” tegas dr. Djanggan.

Walikota Sutiaji menyambut permintaan para lansia dan menekankan pentingnya silaturahmi.  “Dengan silaturahmi kita akan dipanjangkan usia. Dan perlu digaris bawahi, pola sosial dan komunikasi akan memberikan pengaruh signifikan terhadap angka harapan hidup. Maka interaksi secara intens sangatlah penting,” respon Walikota Malang, mengamini permintaan komunitas Lansia kota Malang ini.

Diutarakan suami Hj. Widayati Sutiaji tersebut, angka harapan hidup di Indonesia berada pada kisaran usia 73 tahun. Namun berdasarkan lelang kinerja dari Dinas Kesehatan Kota Malang,  maka angka harapan hidup untuk kota Malang dipatok pada usia 80 tahun. “Artinya, Pemkot Malang sangat berkomitmen dalam menjaga kualitas layanan kesehatan untuk para lansia. Oleh karena itu, meskipun dalam satu persyaratan terkait kepedulian lansia perlu adanya panti panti jompo, tapi saya lebih menghendaki agar tidak ada lansia Kota Malang yang berada di panti jompo,” tegas Sutiaji.

Didampingi Wawali Sofyan Edy Jarwoko dan Ketua DPRD Kota Malang, Made Rian Diana, Walikota Sutiaji juga menitipkan dukungan kepada para lansia untuk ikut menguatkan misi pendidikan karakter yang lagi getol di garap Pemkot.  “Ini tantangan yang sungguh tidak ringan. Kalau tidak serius, saya khawatir Indonesia akan hilang karena kehilangan karakter dan jati dirinya. Anak-anak kita saat ini makin asing dengan nilai-nilai budaya sendiri. Unggah ungguh dan kesopanan bisa menjadi hal yang langka. Belum lagI pengaruh gawai. Karenanya saya mohon untuk kita sama-sama membekali anak cucu kita dengan pendidikan moral agama dan budi pekerti,” ajak Sutiaji. (rhd)


Pos terkait