Dispangtan Usung Urban Farming, Sinergi Pemerintah-Masyarakat Penuhi Ketahanan Pangan Perkotaan

Walikota Malang paparkan pentingnya ketahanan pangan di perkotaan saat pandemi covid-19. (rhd) - Dispangtan Usung Urban Farming, Sinergi Pemerintah-Masyarakat Penuhi Ketahanan Pangan Perkotaan
Walikota Malang paparkan pentingnya ketahanan pangan di perkotaan saat pandemi covid-19. (rhd)

Malang, SERU.co.id – Menyempitnya lahan hijau di Kota Pendidikan, Kota Malang menjadi problematika ketahanan pangan di negara yang konon katanya agraris. Menyadari hal ini, konsep pertanian kota atau Urban Farming digenjot oleh Pemkot Malang melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Malang.

Kepala Dispangtan, Ade Herawanto menjelaskan, kegiatan Pekan Ketahanan Pangan ini merupakan running dari program-program sebelumnya dan ke depan dalam ketahanan pangan, khususnya di tengah pandemi Covid-19. Terlebih kebutuhan pangan meningkat menjelang Ramadan hingga Idul Fitri.

Bacaan Lainnya

“Untuk mewujudkan sinergitas, kami menyemangati dulu dengan banyak diskusi dalam sepekan ini. Kami menggandeng banyak komunitas baru yang bukan petani. Bukannya kami pesimis adanya petani di perkotaan. Karena realita teori perkembangan kota dari agraris, industri, hingga pemukiman,” seru Ade Herawanto, di sela Pekan Ketahanan Pangan, di Hotel Tugu Kota Malang, Senin (22/3/2021).

Dalam waktu dekat ini, masyarakat dan komunitas diajak memanfaatkan sisa lahan yang ada. Seperti pondok pesantren, area militer, dan ruang terbuka hijau lainnya. Sehingga program ketahanan pangan keluarga dan komunitas bisa segera terwujud.

Menurutnya, hasil tani urban farming bisa dikonsumsi untuk keluarga/komunitas, dan dipasarkan untuk publik. Pemkot Malang siap membantu memberikan pembekalan kepada masyarakatnya, sekaligus pola pemasarannya.

“Tidak hanya dimakan sendiri, tetapi dikumpulkan. Ada penyokong bibit, pakar packaging, marketing dan lainnya. Dipacking yang bagus, lalu dipasarkan dan difasilitasi oleh Pemerintah Kota (Pemkot). Dalam hal kami akan bersinergi dengan OPD lainnya, seperti Dinas Pasar, Diskoperindag, dan lainnya,” imbuhnya.

Ade Herawanto, diapit Ketua DPRD Kota Malang dan Wadandenpom Div-2 Kostrad, sebagai mitra Dispangtan. (rhd) - Dispangtan Usung Urban Farming, Sinergi Pemerintah-Masyarakat Penuhi Ketahanan Pangan Perkotaan
Ade Herawanto, diapit Ketua DPRD Kota Malang dan Wadandenpom Div-2 Kostrad, sebagai mitra Dispangtan. (rhd)

Disebutkannya, kegiatan pekan ketahanan pangan diadakan pada 22-27 Maret 2021 tersebut diisi oleh bermacam kegiatan, mulai dari diskusi dan berbagai pelatihan urban farming.

Senada, Walikota Malang Sutiaji menyampaikan, urban farming tidak hanya untuk ketahanan pangan saja, tapi juga keamanan karena produknya jelas organik. Sekaligus bentuk pemulihan ekonomi di masa pandemi covid-19.

“Harapannya sayur-sayuran menjadi higienis,” tuturnya.

Untuk mendukung itu, Pemkot Malang telah menggandeng beberapa kota besar di Indonesia untuk proses distribusi pangan, baik beras dan daging.

“Kita sudah kerjasama dengan daerah lain untuk distribusi daging. Kita sudah punya rumah potong hewan. Dan terkait penyediaan daging dan telur, ini nanti kolaborasi,” jelasnya.

Urban farming yang diusung Pemkot Malang melalui Dispangtan Kota Malang ini merupakan tren baru pertanian perkotaan yang dapat dimanfaatkan dan dipraktekkan oleh masyarakat.

“Semua hal harus dikerjakan secara kolaborasi Pentahelix. Karena Inflasi adalah tugas bersama dan menjadi tugas Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian,” tandasnya

Sementara itu, Ketua DPRD Kota Malang I Made Rian Diana Kartika mengatakan, akan mensupport, mengawasi dan mengajak masyarakat Bhumi Arema untuk bersama-sama menggalakkan Urban Farming.

“Ketahanan pangan ini bukan tugas Dispangtan semata. Karena menjadi kebutuhan bersama, maka merupakan kewajiban bersama. Tugas dewan, selain mengawal dan mengawasi, juga mendukung ketahanan pangan itu. Di perkotaan, Urban Farming menjadi pilihan,” jelas Made.

Disebutkannya, anggaran Dispangtan hanya sebesar Rp3 milyar. Ketika program Urban Farming dinilai sebagai solusi ketahanan pangan di era pandemi, maka perlu adanya dukungan anggaran di tahun ini melalui PAK.

Salah satu pemateri, Founder Pasar Mikro Arie Aripin (53), membeberkan salah satu kiat survive di era pandemi. Pria yang pernah tinggal di USA, Singapura, dan Malaysia ini mencontohkan bagaimana negara tersebut dapat memenuhi kebutuhan pangannya.

“Singapura tidak memiliki lahan pertanian, namun butuh pasokan pangan. Bagaimana mereka memenuhinya? Mereka bisa mendapatkan jenis buah apa saja, karena impor. Sementara Indonesia harus memanfaatkan lahan yang ada dengan konsep Urban Farming,” ungkap Arie.

Salah satunya program Pasar Mlijo yang diusung oleh Dispangtan Kota Malang. Dalam memenuhi kebutuhan tersebut, maka sinergi Pemerintahan dan petani harus terjalin sinergitas. Konsep Urban Farming adalah proses mewujudkan hal itu. (ws1/rhd)

disclaimer

Pos terkait