Pemkot Surabaya Tunggu Izin
Surabaya, SERU.co.id – Pemkot Surabaya bekerja sama dengan Siloam Hospital Group menyiapkan fasilitas kesehatan untuk pasien Covid-19 di kompleks Mal City Of Tomorrow (Cito) Surabaya.
Sebagian bangunan mal di perbatasan Surabaya-Sidoarjo, tepatnya di Bundaran Waru, itu akan disulap menjadi rumah sakit khusus pasien Covid-19. Di sana, akan dibuat ruang isolasi dan ruang perawatan untuk pasien Covid-19.
“Untuk penyediaan fasilitas kesehatan yang memanfaatkan gedung Cito, kita masih menunggu izin sebagai rumah sakit darurat,” kata Plt Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana saat memantau kegiatan donor plasma konvalesen di komplek industri SIER Surabaya, Selasa (2/2).
Whisnu berharap izin rumah sakit darurat itu bisa terbit dalam beberapa hari ke depan. Sehingga, Mal Cito bisa beroperasi sebagai rumah sakit darurat.
Selain warga Surabaya, rumah sakit darurat di Mal Cito itu juga bisa menampung pasien dari Sidoarjo karena berada di wilayah perbatasan.
Terpisah, Direktur Siloam Hospital Group, dr Anang Prayudi menyebut, pihaknya akan memanfaatkan tiga lantai di kompleks Mal Cito untuk kebutuhan fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes).
“Jumlah itu akan ditambah ketika ke depannya kebutuhan kamar untuk pasien Covid-19 masih dibutuhkan,” jelasnya saat dikonfirmasi, Rabu (3/2).
Saat ini, sudah disiapkan kamar dengan 105 tempat tidur ukuran single.
“Kapasitas rumah sakit nantinya bisa dikembangkan sampai 186 unit. Termasuk juga delapan ICU yang kini sudah disiapkan bisa ditambah sampai 16 ICU,” tutupnya.
TUAI PROTES
Sementara itu, sejumlah orang mengatasnamakan Perkumpulan Penghuni Pemilik dan Pedagang Cito (P4) menggelar aksi protes di Mal City of Tomorrow (Cito) Surabaya, Rabu (3/2/2021). Mereka menolak rencana pembukaan Rumah Sakit Siloam khusus Covid-19 di samping mal.
Para pendemo terdiri dari pemilik apartemen dan pedagang di Mal Cito itu menunjukkan poster bernada tuntutan penolakan. Di antaranya bertulisan ‘Kami Menolak RS Covid di Kawasan Mall Cito’, ‘Tolak RS COVID di Area Mall Cito’, dan semacamnya.
Sekretaris P4 M Yazid Mualim menjelaskan, kawasan Cito yang berlokasi di Bundaran Waru sisi Surabaya terdiri dari tiga bagian, yaitu apartemen, pusat perbelanjaan, dan sekarang yang baru akan buka RS Siloam. Anggota P4 baru mengetahui akan dibukanya RS Siloam setelah membaca berita di media.
Yazid mengatakan, penghuni apartemen dan pedagang di Mal Cito khawatir ketika RS Siloam beroperasi justru membuat pengunjung takut. Sehingga pusat perbelanjaan di kawasan Surabaya Selatan itu sepi. Apalagi, kata dia, RS tersebut juga akan dijadikan rumah sakit rujukan pasien Covid-19.
“Banyak yang mencari nafkah dan berbelanja (di Cito), kok, mau didirikan rumah sakit rujukan Covid-19. Jelas ini membuat keresahan. Walau pun rumah sakit belum beroperasi, customer enggak mau ke sini,” ujarnya kepada wartawan.
Sementara itu, Project Manager RS Siloam Cito Dokter Sian Tjoe mengatakan, pembukaan RS Siloam Cito khusus Covid-19 masih menunggu izin dari Dinas Kesehatan Kota Surabaya. Dia menargetkan, RS darurat itu bisa dibuka 8 Februari 2021.
“Sampai hari ini tanggal 8 Februari rencananya. Tapi, kalau di lapangan kami belum tahu, karena Dinas Kesehatan ijinnya belum keluar,” ujar Sian Tjoe dalam konferensi pers di salah satu rumah makan di Jl Ahmad Yani Surabaya, Rabu (3/2/2021).
Sian Tjoe memastikan kalau inisiatif pembuatan RS darurat Covid-19 ini atas dorongan dari Kementerian Kesehatan dan BNPB. Tujuannya untuk mensupport pemerintah dalam penanganan Covid-19 di Jatim.
“Kemenkes minta bantuan, sebetulnya yang memberikan izin Dinkes, pelayanan terpadu di Surabaya, rekomendasi dari Dinkes. Kami menunggu itu. Kami persiapkan semua,” katanya.
Meski belum mendapat izin dari Dinas Kesehatan, tapi Sian Tjoe menyebut RS darurat Covid-19 ini telah siap dengan menempati tiga lantai. Berkapasitas 105 bed dan 3 ICU. “Tapi saya lagi mempersiapkan 15 ICU. Karena ICU yang paling susah dicari. ICU berada di lantai 1 sebelah UGD,” katanya. (ace/ssn/ono)