Verifikasi Data Covid Acakadut, Walikota Imbau Semua Pihak Koordinasi

Walikota imbau semua pihak koordinasi. (ist) - Verifikasi Data Covid-19 Acakadut, Walikota Imbau Semua Pihak Koordinasi
Walikota imbau semua pihak koordinasi. (ist)

Malang, SERU.co.id – Pemkot Malang lakukan sinkronisasi dan updating angka kasus Covid-19 di Kota Malang. Serta merevitalisasi konsep dan pemahaman mengenai perkembangan angka kasus tersebut, dalam Rapat Koordinasi Sinkronisasi Data Covid-19, Senin (11/1/2021).

Selain Forkopimda, nampak hadir dalam rakor di Gedung Bersama Balaikota Malang lantai 4 tersebut, Plt. Kepala Dinas Kesehatan, Sri Winarni, beserta seluruh Kepala Puskesmas dan rumah sakit penyedia lab PCR di Kota Malang serta Camat se-Kota Malang.

Bacaan Lainnya

“Verifikasi data terkait pasien Covid-19 di Kota Malang, kurang sinkron. Sehingga, perlu adanya kesamaan pemahaman terkait data tersebut,” seru Walikota Malang, Sutiaji.

Kepala Puskesmas, rumah sakit penyedia lab PCR, dan Camat di Kota Malang menyimak pemaparan Walikota. (ist)

Masifnya penambahan jumlah kasus dan masih tingginya angka kematian akibat Covid, menjadi alasan perlunya Pemkot Malang mengetahui angka pasti penambahan kasus Covid.

Walikota Sutiaji berharap, seluruh rumah sakit penyedia lab PCR bisa terbuka dengan puskesmas dan pemerintah, mengenai jumlah pasien Covid-19 agar sinkronisasi data bisa sesuai.

“Saling berkoordinasi dan berkomunikasi dengan dinas maupun puskesmas untuk angka positif, kesembuhan, dan lain-lain. Goal kita menekan angka positif (Covid) dan meningkatkan angka kesembuhan di Malang,” tegas pria nomor satu di jajaran Pemkot Malang itu.

Data penderita Covid-19 dari lab-lab PCR menjadi krusial guna memudahkan pemerintah untuk mendapat angka yang akurat. Selain itu, juga untuk membantu petugas puskesmas melakukan tracing alamat dan memberikan penanganan yang tepat.

“Terkait data kesembuhan pasien, sudah kami catat dan kami verifikasi. Namun memang kami membutuhkan waktu untuk sinkronisasi data. Sedangkan laporan kesembuhan pasien yang masuk, lebih cepat daripada proses pencatatan data,” ujar Sri Winarni. (rhd)

Pos terkait