Mahasiswa ITN Malang Student Exchange Daring ke UTHM Malaysia

Empat mahasiswa Jurusan Teknik Mesin program pertukaran mahasiswa. (ws1) - Mahasiswa ITN Malang Student Exchange Daring ke UTHM Malaysia
Empat mahasiswa Jurusan Teknik Mesin program pertukaran mahasiswa. (ws1)

Malang, SERU.co.id – Pembelajaran daring tidak menyurutkan mahasiswa untuk berkolaborasi. Seperti pengalaman 15 mahasiswa Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang yang mengikuti program pertukaran mahasiswa dengan University Tun Hussien Onn Malaysia (UTHM) Malaysia, sejak semester ganjil lalu pada Oktober 2020.

Dekan Fakultas Teknologi Industri (FTI), Dr Ellysa Nursanti ST MT mengungkapkan, progam ini bisa terjalin karena melanjutkan kerjasama yang sudah diinisiasi progam lalu. Selain enam orang dari S1 Teknik Elektro  dan sembilan orang dari S1 Teknik Mesin. Nantinya semester depan akan diikuti prodi informatika dalam program pertukaran mahasiswa ini.

Bacaan Lainnya

“Saat itu dimulai dengan teknik informatika, kebetulan ini nyambung, dekannya berkomunikasi dengan kami. Malah sekarang yang dikomunikasikan untuk prodi yang lain juga. Kesempatan menjadi luas untuk beberapa prodi lain,” seru Ellysa Nursanti.

Bentuk perkuliahan daring dengan dosen UTHM Malaysia. (ist) - Mahasiswa ITN Malang Student Exchange Daring ke UTHM Malaysia
Bentuk perkuliahan daring dengan dosen UTHM Malaysia. (ist)

Rencananya antara UTHM dengan ITN akan membuka buka progam dual degree. Namun masih dikomunikasikan lagi.

“Ada pembicaraan untuk mencoba menyediakan kelas dual degree. Jadi kita harapkan nanti ada pilihan bagi mahasiswa mau ikut kuliah disini, atau ikut kuliah dual degree tersebut,” tutur Dekan FTI ini.

Senada, Ketua Progam Studi Teknik Elektro S-1, Dr Eng Komang Somawirata ST MT menjelaskan, progam ini tindak lanjut dari kerjasama tahun lalu. Khususnya di elektro, dengan mengirimkan 6 mahasiswa.

“Kita tawarkan kepada mahasiswa. Ada 6 mahasiswa yang berminat dan kita kirimkan. Sedangkan dari UTMH ke kita belum ada,” ungkap Komang.

Kriteria mahasiswa yang didelegasikan yaitu mahasiswa yang mempunyai grade tinggi. Karena ini membawa nama institusi, kriterianya dengan IP di atas 3.

“Karena ini membawa nama institusi, kami memilih mahasiswa yang memiliki grade tinggi. Namun tidak menutup kemungkinan mahasiswa yang mempunyai semangat dan kemampuan, kami akan pertimbangkan,” jelas Komang.

Selain itu, lanjut Komang, ada MOU riset, tapi belum ditindaklanjuti. Bukan join riset tetapi lebih pada publikasi.

“Misalkan dari elektro sudah publikasi, akan menggandeng author dari sana, pertukaran author, atau sebaliknya. Bisa memberikan masukan, koreksi, ini belum kami tindak lanjuti,” tandas Kaprodi Elektro.

Sementara itu, Kepala Progam Studi S-1 Teknik Mesin, Dr Komang Astanawidi ST MT mengaku, program pertukaran mahasiswa memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk bisa menambah wawasan sekaligus mengukur kemampuan dengan belajar di lingkup internasional.

“Kita sudah menjajaki salah satunya diluar UTHM. Semester kemarin adalah pertama. Soalnya kita kirimkan 9 mahasiswa, tapi ada mahasiswa yang mengambil lebih satu matkul, total 12 course,” terang Komang.

Model perkuliahan daring, menurutnya lebih mudah mengikutinya. Sehingga bisa memotivasi mahasiswa lain mengikuti. Khususnya dalam penerapan program merdeka belajar dari Kemendikbud.

“Untuk memancing teman-teman yang lain agar kedepannya bisa merdeka belajar. Meski selama pandemi aad beberapa kesulitan yang dirasakan mahasiswa. Namun semua mahasiswa mengaku sangat antusias mengikuti program tersebut,” imbuhnya.

Pengalaman menarik ini juga diungkapkan oleh mahasiswa Teknik Mesin Mohammad Fikri Akbar. Mewakili empat mahasiswa mesin lainnya yaitu Rizky Bagus Tabah, Laurenzo Gabriel Amnunuh, dan Muchamad Fikri Ari Wicaksono, mengaku termotivasi mengikuti program pertukaran mahasiswa karena ingin menambah wawasan sekaligus pengalaman.

“Pembelajaran seperti normal disini. Kalau kendala, lebih pada bahasa saja. Harus keep up bahasa mereka,” ungkap Fikri, kepada SERU.co.id.

Materi yang disampaikan dalam perkuliahan bahasa Inggris membuat mahasiswa ITN lebih bisa mengerti. Jika ada kesulitan, pihak dosen langsung menghubungi untuk menanyakan.

“Kita dijadikan satu, pemahaman kita disamaratakan dengan mahasiswa lainnya. Namun dosen sering menghubungi kita lansgung. Ada konfirmasi, ada kendala atau tidak,” tutur mahasiswa teknik semester lima ini. (ws1/rhd)

disclaimer

Pos terkait