Surabaya, SERU.co.id – Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Supomo, mengatakan masih mempertimbangkan apakah kegiatan sekolah tatap muka yang awalnya akan dimulai Januari 2021 dilaksanakan tepat waktu atau kembali ditunda. Ada beberapa alasan rencana kembali harus melewati hitung-hitungan matang. Salah satunya karena kasus Covid-19 yang terus meningkat.
“Kami masih menimbang-nimbang kemungkinan untuk dibuka kembali,” kata Supomo dikonfirmasi Minggu (3/1).
Supomo mengatakan, untuk kembali menggelar sekolah tatap muka dalam kondisi pandemi Covid-19 tak semudah membalikkan telapak tangan. Artinya, kata dia, perlu memperhatikan beberapa aspek untuk dikoordinasikan dengan pihak terkait seperti komite sekolah, wali murid, pemerintah daerah, hingga pihak terkait lainnya.
Supomo belum bisa memastikan kapan pembelajaran tatap muka akan kembali digelar. Meskipun Surabaya telah menggelar simulasi pembelajaran tatap muka di beberapa sekolah, namun Pemkot masih menunggu analisa dari Satgas Covid-19. “Sambil melihat analisa dari Satgas Covid-19,” ujarnya.
Supomo menyatakan, untuk saat ini, sekolah jarak jauh atau daring masih menjadi alternatif dalam proses belajar mengajar kepada para siswa. Artinya, kata Supomo, pembelajaran tatap muka kemungkinan kembali ditunda sambil melihat perkembangan penyebaran Covid-19.
“Pertimbangan itu, selanjutnya kami mengambil kesimpulan, mungkin diundur sambil melihat perkembangan,” pungkasnya.
Sementara itu, DPRD Surabaya mendukung langkah Pemkot Surabaya seraya berharap kajian lebih dimatangkan. Anggota Komisi D DPRD Surabaya, Tjutjuk Supariono mengatakan, keputusan untuk meninjau kembali di tengah situasi pandemi memang tepat.
Perlu kepastian keamanan bagi siswa saat kembali beraktivitas di sekolah nantinya. “Saya sih menyambut baik keputusan pemkot,” kata Tjutjuk Supariono saat dikonfirmasi, Minggu (3/1).
Politisi PSI itu mengatakan, memang dirinya banyak mendapati keluhan dari para orang tua. Banyak orang tua yang sambat dan menuturkan jika anaknya sudah jenuh dengan pembelajaran daring.
“Namun, di sisi lain mempertimbangkan situasi pandemi Covid-19 memang menjadi keharusan. Penting untuk terlebih dahulu meninjau situasi terkini. Sehingga kajian yang mendalam pun harus terus dilakukan,” jelasnya.
Ia pun berharap, dalam kajian yang dilakukan harus juga mempertimbangkan betul pendapat para ahli. Sebab, butuh masukan dan saran pakar. Selain itu butuh tinjauan secara mendalam. “Jangan sampai keputusan nantinya tidak berdasar pendapat para ahli. Yang paling penting itu,” pungkasnya. (ace/ono)