Ribuan Kilogram Gula dan Beras Bantuan Terdampak Covid-19 Rusak

Anggota DPRD Kabupaten Jember sidak gudang bantuan sembako warga terdampak Covid-19. (memo x/vin) - Ribuan Kilogram Gula dan Beras Bantuan Terdampak Covid-19 Rusak
Anggota DPRD Kabupaten Jember sidak gudang bantuan sembako warga terdampak Covid-19. (memo x/vin)

Jember, SERU.co.id – Selain menggelar rapat dengan Satgas Penanganan Covid-19, Pansus Covid-19 DPRD Jember juga menggelar inspeksi mendadak (sidak) ke gudang penyimpanan sembako di gedung Liposos Jember Selasa (29/12/2020).

Hasil sidak ditemukan sembako yang diperuntukkan bagi warga terdampak Covid-19 itu ditemukan telah tidak layak dikonsumsi karena rusak. Sembako yang rusak terdiri dari gula, beras hingga minyak goreng.

Bacaan Lainnya

“Kami baru tau ternyata banyak sisa bantuan dari kecamatan disimpan di gudang yang ada di Liposos, selain di Pendopo,” kata wakil ketua Pansus Covid-19 DPRD Jember, Agusta Jaka Purwana.

Menurut dia pansus Covid-19 menemukan banyak bantuan berupa sembako yang masih tersimpan di gudang belum tersalurkan pada masyarakat. Mulai dari beras, gula dan minyak. Akibatnya sejumlah sembako itu mulai rusak.

Politisi Partai Demokrat menyebutkan menurut keterangan pihak Liposos, sembako itu di kirim ke gudang Liposos sejak bulan Juli lalu. Sembako tersebut merupakan bantuan yang berasal dari APBD Jember.

“Inikan dzolim (sembako inikan) dibeli dari uang rakyat, ” ucap dia.

Agusta menambahkan alasan sembako tidak tersalurkan karena banyak warga yang sudah menerima bantuan dari pemerintah pusat maupun provinsi, sehingga bantuan tersebut dikembalikan dari tingkat kecamatan ke gudang penyimpanan di Liposos, Jalan Tawes, Kecamatan Kaliwates Jember.

“Ada beberapa data ganda, sisa di kecamatan ditarik ke Liposos. Saya tanya Kenapa tidak disalurkan kan eman, ribuan kilo gula,” sebutnya.

Pihak petugas Liposos, kata dia, mengaku sudah pernah berkirim surat pada ketua Satgas Covid-19 agar sembako  tersebut disalurkan saat kegiatan TNI bagi bagi  sembako.

Namun surat tersebut tidak mendapat respon sehingga sembako tetap dibiarkan. “Ini yang di satu gudang, belum tau juga kondisi bantuan yang di pendopo,” ujar dia. Agusta menyesalkan tidak ada perbaikan data terkait penerima bantuan Covid-19. Akibatnya, bantuan sembako tidak tersalurkan dengan baik hingga rusak.

Pihak DPRD Jember akan mengundang sejumlah OPD, seperti Dinsos dan ketua Satgas Covid-19 untuk menggali data penggunaan anggaran penanganan Covid-19 kabupaten Jember sebanyak Rp. 479 miliar terbesar ke dua untuk kabupaten kota di Indonesia.

Sementara itu, Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) Liposos Rony Effendi menambahkan jumlah gula yang rusak mencapai sekitar 1.400 kilogram. “Yang rusak hanya gula. Kalau minyak tumpah-tumpah,” imbuh dia.

Sedangkan beras yang rusak mencapai ratusan kilo. Namun beras tersebut masih akan direkayasa lagi agar layak dikonsumsi sehingga bisa disalurkan kepada masyarakat terdampak. “Tapi masih bisa kami poles. Kalau gula sudah tidak bisa diapa-apakan,” aku dia.

Rony mengaku pernah melaporkan dengan cara berkirim surat pada ketua Satgas Covid-19 terkait sembako tersebut. Namun tidak mendapat jawaban. “Sudah saya laporkan pada ketua gugus tertulis,” tegasnya.

Dia tak mengetahui kelanjutan penyaluran sembako tersebut. Karena kebijakan ekskusinya ada ketua Satgas Covid-19. “Terserah kebijakan  ketua gugus mau disalurkan ke siapa,” ucapnya. (vin/man)

disclaimer

Pos terkait