Pemkab Mojokerto Siapkan Perangkat Deteksi Dini

Bupati lakukan penanaman pohon untuk penghijauan kembali lahan yang gundul - Pemkab Mojokerto Siapkan Perangkat Deteksi Dini
Bupati lakukan penanaman pohon untuk penghijauan kembali lahan yang gundul.

Mojokerto, SERU.co.id – Bencana alam umumnya merupakan force majeure (berada di luar kuasa manusia). Meski begitu, ada banyak upaya preventif atau pencegahan yang dapat disiapkan untuk mengatasi hal-hal tidak diinginkan. Mulai dari meminimalisir jatuhnya korban, menekan dampak kerusakan hingga percepatan pemulihan pasca bencana. Hal yang sama juga dijalankan secara serius oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto, apalagi dalam menghadapi cuaca tidak menentu di musim peralihan.

Pemkab Mojokerto telah melakukan mitigasi bencana, serta membentuk Desa Tangguh Bencana (Destana). Salah satu langkah yang dilakukan diantaranya memasang alat deteksi dini berupa Early Warning System (EWS) di sejumlah wilayah, berdasar pada pemetaan rawan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

Bacaan Lainnya

EWS tersebut dapat mengirimkan sinyal bahaya dan terkoneksi di kantor Pusdalops BPBD. Semua bekerja secara otomatis, termasuk memberi peringatan dini pada masyarakat melalui tanda bunyi sirene dengan jangkauan mencapai 0,5 kilometer.

Pemkab Mojokerto melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) juga berupaya menjaga lingkungan bersih dari sampah dengan inovasi “Simas Karto” atau kepanjangan dari Sistem Informasi Manajamen Sampah Kabupaten Mojokerto. Serta, slogan ‘Sampahmu Tanggung Jawabmu’ sebagai bentuk kepedulian diri terhadap lingkungan.

Terbaru, Pemkab Mojokerto baru saja meresmikan TPA Edukasi Karangdiyeng Kecamatan Kutorejo, serta launching Tim Reaksi Cepat (TRC) Dinas Lingkungan Hidup. Kegiatan ini merupakan bentuk upaya nyata Pemerintah Kabupaten Mojokerto, untuk melaksanakan amanat Pemerintah Pusat mengelola sampah dalam mencapai target Kebijakan Strategis Daerah (Jakstrada) sebagaimana tercantum dalam Perbup Mojokerto Nomor 78 tahun 2018.

TPA Karangdiyeng seluas 4,2 hektar, didesain untuk menampung sampah sebanyak 50 ton per hari dengan masa pakai kurang lebih 3,14 tahun. Sistem pengelolaan menggunakan controlled landfill dengan dilengkapi berbagai fasilitas. Antara lain pagar gapura, jalan operasi, kantor, gudang bank sampah induk, garasi, Taman Kehati dan Edukasi, IPAL, zona aktif, buffer zone, area pengomposan, timbangan dan pos jaga.

“Mitigasi bencana harus dilakukan dengan kajian dan penanganan tepat. Perangkat canggih, program efektif, dan sinergi berbagai pihak jadi kuncinya. Mulai TNI, Polri, masyarakat dan pihak swasta yang kooperatif,” tegas Bupati Mojokerto, Pungkasiadi terkait hal ini. (mrg/mzm)

Pos terkait