Malang, SERU.co.id – Politeknik Negeri Malang (Polinema) melepas 3.584 mahasiswa dalam Rapat Senat Terbuka 2020, di Gedung Graha Polinema, Rabu-Kamis (18-19/11/2020). Dalam masa new normal covid-19, Polinema menerapkan protokol kesehatan dengan membagi prosesi wisuda dalam 2 sesi tiap hari secara offline.
“Pemilahan wisuda berdasarkan plihan mahasiswa untuk memilih online atau offline. Setiap sesi offline diikuti sekitar 200 mahasiswa. Jadi total 800 mahasiswa yang mengikuti prosesi wisuda offline di kampus. Prosesi wisuda bisa ditonton melalui live streaming IG, FB dan YouTube,” ungkap Mochammad Junus, ST, MT, Ketua Panitia Wisuda, mendampingi Direktur Polinema, Drs Awan Setiawan, MMT, MM.

Ketua Jurusan Teknik Elektro ini menjelaskan, dari keseluruhan peserta, enam mahasiswa di antaranya merupakan wisudawan-wisudawati peraih IPK terbaik tingkat institusi. Artinya, mereka mewakili tiap jenjang pendidikan (S2, D-IV, D-III), kelas kerjasama dan penerima beasiswa kerjasama.
Di antaranya Lindiasari Martha Yustika (mahasiswi S2 Teknik Elektro, IPK 3,91), Rizqi Khoirunisa (mahasiswi D-IV Manajemen Pemasaran, IPK 3,98), Riska Syahnia (mahasiswi D-III Bahasa Inggris, IPK 3,97), Artanta Ris Bonita Naibaho (mahasiswi program kelas kerjasama PLN D-III Teknik Listrik, IPK 3,89), Romandon (mahasiswa program kelas kerjasama GMF Aeroasia D-III Teknik Elektronika, IPK 3,88), dan Nurhayati (mahasiswi penerima beasiswa Bidiksiba PT Bukit Asam Tbk. D-III Teknik Listrik, IPK 3,76).
Sebagai peraih IPK tertinggi 3,98, Rizqi Khoirunisa (23), mahasiswi prodi Administrasi Niaga jurusan D-IV Manajemen Pemasaran Polinema ini mengaku, tak menyangka dirinya dikukuhkan sebagai wisudawati terbaik tahun ini. Pasalnya, hasil penelitian tentang pengaruh city branding Shinning Batu terhadap keputusan wisatawan berkunjung ke Kota Wisata Batu, yang dilakukan tak sesuai ekspektasi.
“Hasilnya berpengaruh positif, namun tidak terlalu signifikan, hanya 25 persen. Karena ada faktor lain, yakni destinasi wisatanya kompleks, bukan pengaruh branding. Padahal penelitian dilakukan Januari-Februari, sebelum pandemi covid-19,” ungkap Nisa, sapaan peraih predikat cumlaude ini.
Putri seorang montir bengkel kecil di Kabupaten Lumajang ini, memiliki motivasi tinggi untuk belajar dan bercita-cita menjadi dosen. Beruntungnya, motivasi Nisa didukung program beasiswa bidik misi dalam mengembangkan potensinya dalam meraih prestasi, meskipun berasal dari keluarga kurang mampu.
Sementara itu, Lindiasari Martha Yustika, mahasiswi prodi Power Engineering jurusan S2 Teknik Elektro, peraih IPK 3,91 mengaku, sempat was-was saat penelitian thesis tentang energi terbarukan desain converter pembangkit listrik tenaga angin di PT Lentera Bumi Nusantara (LBN), Tasikmalaya. Karena penelitian memakan waktu hampir 2 tahun, bolak-balik Tasikmalaya-Malang.
“Untungnya pihak LBN sangat membantu pengerjaan thesis saya lebih cepat dari perkiraan.
Konsep converter DC house dengan 2 input angin dan sinar matahari. Keunggulannya, saat salah satu input mati/lambat, bisa disupply oleh input lain,” terang Riri (24), dara asal Malang, yang mengaku bersyukur lulus tepat waktu 2 tahun.
Riska Syahnia, mahasiswi D-III Bahasa Inggris, peraih IPK 3,97 mengangkat penelitian Legenda Danau Ranu Grati dengan pola Design and Development Research (DDR). Dan menghasilkan produk berupa buku cerita bergambar.
“Melalui penelitian Developing an Illustrated Story Book of Ranu Grati Lake Legend, harapannya turut membantu mengembangkan minat baca remaja di Indonesia dengan buku cerita bergambar. Sekaligus pengembangan keilmuan selama kuliah di Polinema,” ungkap dara asal Pasuruan, yang mengikuti wisuda secara daring.
Artanta Ris Bonita Naibaho, mahasiswi program kelas kerjasama PLN D-III Teknik Listrik, peraih IPK 3,89 ini mengambil penelitian di Gardu Induk Ponorogo, menganalisa perubahan tahanan listrik solid grounding terhadap peralatan rumah tangga.
“Hasilnya proteksi lebih handal. Sementara di Jawa Timur masih dominan menggunakan NGR, bukan solid grounding. Karena menyesuaikan prasarana yang ada. Yang jelas solid grounding lebih efektif dan proteksi,” ungkap Artanta, putri salah satu dosen Polinema ini.
Sementara itu, Romandon (23), mahasiswa program kelas kerjasama GMF Aeroasia D-III Teknik Elektronika, peraih IPK 3,88. Meneliti laju kecepatan udara terhadap primary flight display unit pada pesawat Boeing 737-800. Hasilnya, ada beberapa parameter penyebab yang mengakibatkan sistem otomatis cut off.
“Solusinya, membersihkan secara rutin bloking udara, dan mengeliminir hal yang menyebabkan kerusakan dimaksud. Temuan ini cukup efektif dalam mengantisipasi dan mengatasi masalah teknis,” beber pria asal Magelang.
Sedangkan, Nurhayati, mahasiswi penerima beasiswa Bidiksiba PT Bukit Asam Tbk. D-III Teknik Listrik, peraih IPK 3,76 ini mengambil penelitian panel surya 50 WP, yang dilakukan saat pandemi. Cukup menantang dalam pembatasan sosial yang dialaminya.
“Kami teliti 50 WP dulu, kemudian diaplikasikan sesuai kebutuhan. Rerata butuh 14-16 panel surya dalam menghasilkan listrik 50 WP. Itu bisa memenuhi kebutuhan listrik satu rumah,” terang Nur (22), yang mengaku bersyukur atas kemudahan kuliah yang diberikan oleh PT Bukit Asam Tbk. (rhd)