Malang, SERU.co.id – Berdasarkan hasil Survei Konsumen yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Malang, mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi di triwulan III 2020 terus membaik. Meskipun masih berada pada zona pesimis (indeks<100).
Hal itu tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) triwulan III 2020 sebesar 81,92 atau meningkat sebesar 3,25, dibandingkan triwulan II 2020 sebesar 78,60. Peningkatan IKK tersebut sejalan dengan peningkatan pada komponen indeks pembentuknya, yaitu Indeks Kondisi Ekonomi. Saat ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Kondisi Ekonomi (IEK) pada triwulan III 2020 masing-masing sebesar 49,00 dan 114,83.
“Perbaikan keyakinan konsumen terjadi pada seluruh kategori responden, baik menurut tingkat pengeluaran maupun kategori kelompok usia. Membaiknya keyakinan konsumen pada triwulan III 2020, didorong oleh persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi,” ungkap Azka Subhan A, Kepala KPwBI Malang, dalam keterangan resminya.
Persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini, cenderung lebih baik dibandingkan persepsi pada triwulan sebelumnya. Meskipun masih berada di zona pesimis. Hal tersebut disebabkan oleh membaiknya persepsi terhadap penghasilan, ketersediaan lapangan kerja, dan pembelian barang tahan lama (durable goods).
“Sementara itu, perbaikan ekspektasi konsumen ditopang oleh meningkatnya keyakinan terhadap perkiraan kondisi kegiatan usaha pada 6 bulan yang akan datang dibandingkan saat ini,” imbuh Azka.
Terkait pertumbuhan ekonomi di wilayah kerja KPwBI Malang, peningkatan kinerja ekonomi diperkirakan berasal dari kinerja sektor perdagangan besar dan eceran yang meningkat, seiring dengan optimisme peningkatan pada tingkat konsumsi masyarakat.
Hasil Survei Penjualan Eceran (SPE) KPw Bank Indonesia Malang mengindikasikan, pada triwulan III 2020 terdapat kenaikan omzet secara total dari seluruh pedagang besar dan eceran dengan growth omzet mencapai 14,70% (qtq), lebih tinggi dibandingkan dengan growth omzet triwulan II 2020 sebesar -46,40% (qtq).
Dimana jenis usaha dengan pertumbuhan omzet tertinggi pada triwulan III 2020 adalah suku cadang dan aksesori (39%). Selanjutnya kelompok makanan, minuman, dan tembakau (34%), disusul oleh kelompok perlengkapan rumah tangga lainnya (32%).
Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) KPw Bank Indonesia Malang juga mengindikasikan, kegiatan dunia usaha mulai tumbuh positif pada triwulan III 2020, setelah pada triwulan sebelumnya terkontraksi cukup dalam sebesar -36,67%. Berdasarkan sektor ekonomi, kegiatan usaha pada triwulan III 2020 didorong oleh pertumbuhan kegiatan usaha di sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran (7,18%), Industri Pengolahan (6,70%), dan Pertanian (2,73%).
“Peningkatan realisasi kegiatan usaha disebabkan oleh pelonggaran kebijakan pembatasan sosial dan dimulainya masa transisi ke adaptasi kebiasaan baru,” timpal Azka.
Sementara itu, perkembangan tenaga kerja pada triwulan III 2020 masih dalam fase kontraksi. Penurunan penggunaan tenaga kerja terjadi pada seluruh sektor utama, dengan penurunan terdalam pada sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (-9,37%), Industri Pengolahan (-5,47%), dan pertanian (-1,13%).
Selain itu, perkembangan kondisi likuiditas dan rentabilitas dunia usaha juga masih menunjukkan penurunan. Hal ini sejalan dengan fungsi intermediasi perbankan yang masih belum optimal. Realisasi investasi pada triwulan III 2020 juga masih terindikasi melambat, namun mulai tumbuh jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.
“Adapun penurunan realisasi investasi terdalam terjadi pada sektor konstruksi (-9,13%). Hal ini sejalan dengan masih rendahnya realisasi investasi fisik, baik dari sektor swasta maupun pemerintah,” beber mantan wartawan ini.
Diprakirakan kegiatan usaha tetap tumbuh positif pada triwulan IV 2020. Berdasarkan sektor ekonomi, peningkatan kegiatan dunia usaha diprakirakan terjadi pada industri pengolahan terutama didorong oleh permintaan yang masih relatif baik.
Sementara itu, sektor yang diprakirakan mengalami kontraksi pada triwulan IV 2020 terjadi pada kegiatan usaha di sektor Perdagangan dan sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan & Perikanan.
Hal ini sejalan dengan menurunnya produksi pada sektor pertanian yang mulai memasuki masa tanam pada triwulan IV 2020. Selain itu, terdapat indikasi gangguan pertanian akibat fenomena La Nina, sehingga terjadi peningkatan curah hujan bulanan hingga mencapai 40% dari kondisi normal. (rhd)