Jakarta, SERU.co.id – Cuti bersama yang bersamaan dengan libur nasional, mulai 28 Oktober hingga 1 November, membuat hari libur panjang yang dimanfaatkan banyak orang. Sebagian besar masyarakat memilih, pergi berlibur ke tempat wisata. Namun, libur panjang kali ini sebaiknya ditanggapi dengan bijak, mengingat masih adanya pandemi covid-19 yang mengintai.
Angka kasus positif covid-19 dapat terus meningkat, jika para pelancong tak menerapkan protokol kesehatan dengan ketat. Bahkan, epidomolog Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Hermawan Saputra memprediksi, angka positif covid-19 di Indonesia akan mencapai 1 juta kasus pada Desember nanti. Hal ini salah satunya dipicu karena libur panjang kali ini.
“Kasus ini akan menyentuh 1 juta kasus pada hingga akhir Desember. Ditambah dengan banyaknya risiko keramaian, seperti pilkada, demonstrasi, bahkan bisa lebih dari itu,” ujar Hermawan, dikutip dari CNNIndonesia.
Pemerintah mengantisipasi hal tersebut dengan sejumlah cara. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan operator transportasi umum, perihal penerapan protokol kesehatan secara ketat. Ia juga meminta, transportasi umum untuk menambah jumlah keberangkatan agar tak terjadi penumpukan penumpang.
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menyerukan, masyarakat untuk melakukan tes covid-19 jika ingin pergi ke luar kota. Hal ini penting guna mencegah penyebaran, terutama untuk mengetahui masyarakat yang terjangkit corona, namun tanpa gejala.
“Kalau memang akan ke luar kota yakinkan betul bahwa diri masing-masing sudah dilakukan tes PCR, sehingga yakin dalam keadaan negatif. Jangan sampai menjadi penular bagi saudara dan orang tua kita yang berada di daerah,” ujar Tito beberapa waktu lalu.
Pemerintah di sejumlah daerah pun meminta masyarakat untuk tetap mewaspadai penularan covid-19. Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengingatkan, dari pengalaman sebelumnya, angka positif covid-19 selalu naik saat libur panjang. Kendati demikian, Khofifah tak serta merta melarang warganya untuk berwisata di libur panjang ini.
“Berwisata silakan, tetapi saat pandemi Covid belum berhenti penyebarannya, maka sementara yang berwisata silakan di tempat terbuka. Lansia dan ada (warga) penyakit bawaan atau komorbid tolong sementara tetap di rumah saja,” kata Khofifah dikutip dari Surya.
“Tetap waspada dengan menerapkan ketat protokol kesehatan. Pandemi belum usai,” imbuhnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Anies mengakui, libur panjang ini memang menggoda untuk berwisata. Namun, ia tetap mengingatkan, covid-19 masih berada di sekitar masyarakat.
“Libur panjang memang menggoda, tapi Covid-19 masih ada di sekitar kita. Jangan sia-siakan upaya kita bersama selama ini,” tulis Anies di akun Instagramnya, Selasa (27/10/2020).
Anies pun menyarankan warganya untuk tetap di rumah saat libur panjang. Ia berujar, dengan tetap di rumah selama libur panjang, masyarakat telah ikut serta menjaga DKI Jakarta.
“Dengan memilih untuk #dirumahaja, berkat keikhlasanmu untuk mudik dan berkumpul keluarga, sama artinya kamu telah ikut serta #JagaJakarta. Terima kasih!” sambung Anies dalam unggahannya.
Sebagai wilayah yang digemari warga ibu kota untuk liburan, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil bereaksi. Ia meminta jajaran kepolisian untuk meningkatkan pengamanan. Pihaknya juga menyiapkan tes swab dan rapid tes secara acak bagi para wisatawan di sejumlah tempat.
“Jangan kaget nanti diberhentikan dengan baik dan sopan oleh tim satgas dan polisi untuk PCR dan rapid test secara acak. Mudah-mudahan tidak ada yang positif,” ujar Ridwan Kamil dalam konferensi pers virtual, Senin (26/10/2020). (hma/rhd)