Jakarta, SERU.co.id – Nama negara Vanuatu sedang ramai diperbincangkan di media sosial. Negara di samudra pasifik itu kembali menyinggung isu dugaan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) di Papua, dalam Sidang Umum PBB, Sabtu (26/9/2020).
Perwakilan Indonesia di sidang PBB, Silvany Austin Pasaribu, menggunakan hak jawabnya menanggapi tudingan Vanuatu.
“Anda bukanlah representasi dari orang Papua, dan berhentilah berfantasi untuk menjadi salah satunya,” jawab Silvany.
Vanuatu bukan kali ini saja menyinggung persoalan HAM Papua di sidang PBB. Sebelumnya pada 2015, Perdana Menteri Vanuatu saat itu, Moana Carcasses Kalosil juga menyinggung terkait pelanggaran HAM oleh aparat keamanan di Papua Barat tahun 1969, di hadapan Dewan HAM PBB.
Moana meminta wartawan internasional, pengawas PBB, dan lembaga swadaya yang peduli HAM warga Papua, untuk memperoleh akses ke Papua Barat. Ia juga meminta Dewan HAM PBB untuk mengeluarkan mandat kepada salah satu negara untuk melihat kondisi di Papua Barat. Namun tuduhan itu dibantah Menteri Luar Negeri Organsisasi Papua Merdeka Nicholas S Messet.
Setahun berikutnya, di 2016, Vanuatu dan negara-negara Pasifik kembali menyinggung HAM yang terjadi di Papua dan Papua Barat di pidato sidang PBB. Perwakilan Vanuatu, Kepulauan Solomon, Kepulauan Marshall, Tuvalu, dan Tonga menyampaikan, rasa pedulinya terhadap Papua.
Namun, tuduhan itu direspons keras oleh perwakilan Indonesia, Nara Masista. Nara mengungkapkan, jika negara-negara itu menggunakan sidang umum PBB untuk kepentingan domestiknya semata.
Pada tahun 2017, Vanuatu kembali menyebut isu yang sama di sidang PBB. Perwakilan Indonesia, Ainan Nuran menyebut, bahwa negara-negara yang dianggap pro separatis Papua itu tidak mengerti atau bahkan menolak untuk mengerti atas pembangunan yang telah dilaksanakan pemerintah di Papua dan Papua Barat.
Di tahun 2018, mantan wakil presiden Jusuf Kalla menyampaikan tanggapannya atas tudingan Vanuatu. JK, sapaan akrabnya, berujar tentang pentingnya hubungan antar negara untuk saling menghormati kedaulatan masing-masing.
“Sudah terlalu lama Indonesia memilih untuk membangun hubungan persahabatan dengan Vanuatu, termasuk dalam menunjukkan solidaritas dan simpati selama masa-masa sulit,” tutur JK.
Sebagai informasi, Vanuatu merupakan sebuah negara kepulauan di bagian Melanesia, pengelompokan pulau yang secara etnis dan geografis berbeda dengan Mikronesia dan Polinesia. Negara ini merdeka pada tahun 1980. (hma/rhd)