Malang, SERU.co.id – Sudah tiga hari jembatan bailey Sonokembang resmi dibuka dan berfungsi. Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang menerapkan rekayasa lalu lintas berupa sistem buka-tutup untuk memudahkan arus lalu lintas kendaraan yang melintasi jembatan.
Kepala Dishub Kota Malang, Widjaja Saleh Putra mengungkapkan, pengaturan ini bersifat kondisional, menyesuaikan situasi di lapangan. Dikatakannya, rekayasa dilakukan, karena kapasitas jembatan hanya memungkinkan satu mobil melintas dalam satu waktu.
“Melihat volume kendaraan hanya cukup untuk satu mobil, maka yang bisa dilakukan adalah bergantian untuk kendaraan roda empat. Untuk roda dua silakan mengalir terus, tidak masalah,” seru Jaya, saat dikonfirmasi awak media.
Dishub Kota Malang juga memasang sejumlah rambu peringatan dan larangan di sisi utara maupun selatan jembatan. Hal ini dilakukan mengingat jembatan berada di jalan kelas III dengan batasan tonase tertentu.
“Kami pasang rambu bus dan truk tidak boleh lewat. Bukan karena jembatannya saja, tapi sesuai ketentuan batasan tonasenya, supaya jalannya tetap awet,” ungkapnya.
Baca juga: Dishub Luncurkan Aplikasi Sistem Parkir Kota Malang, SISPARMA Cegah Setoran Bocor
Selain itu, Dishub Kota Malang memasang rambu batas kecepatan maksimal 10 km/jam serta rambu larangan bagi kendaraan besar. Di tahap awal penerapan, petugas Dishub juga disiapkan untuk membantu mengatur lalu lintas di pagi hari.
Lebih lanjut, ia turut mengapresiasi partisipasi warga sekitar yang ikut membantu mengatur lalu lintas secara sukarela. Bahkan, para pemuda yang terlibat di karang taruna juga ikut membantu.
“Kami dari Pemkot Malang sangat berterima kasih kepada masyarakat. Bantuan dari karang taruna sangat meringankan kami mengingat keterbatasan personel,” katanya.
Ia memastikan, kelancaran lalu lintas dan keselamatan pengendara menjadi perhatian serius. Karena itu, pihaknya terus melakukan pemantauan dan optimalisasi rekayasa lalu lintas di sekitar jembatan bailey Sonokembang. (bas/mzm)
