Malang, SERU.co.id – Penyu Lekang atau penyu abu-abu merupakan satwa endemik di wilayah pantai Bajulmati, Desa Gajahrejo, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Malang. Faktor ekonomi yang sulit, mendorong kegiatan perburuan telur penyu sebagai komoditas untuk diperjualbelikan oleh masyarakat.
Menyadari hal ini, Pertamina melalui Marketing Operation Region (MOR) V Jatimbalinus, berkolaborasi dengan Bajulmati Sea turtle Conservation (BSTC) melakukan pemantauan di 23 titik pendaratan penyu lekang yang akan bertelur di wilayah pantai Bajulmati. Salah satu bentuk kegiatan dalam konservasi ini, di antaranya pendirian Kawasan Rumah Penyu Bajulmati dan pelepasliaran kembali tukik (anak penyu) yang baru menetas kembali ke laut.
“Pelepasan penyu ini merupakan kegiatan penting yang harus segera dilakukan setelah telur menetas. Berada pada posisi yang rawan setelah menetas, tukik harus segera dilepaskan ke laut, agar terhindar dari hewan pemangsa di daratan,” ungkap Sutari, Ketua BSTC.
Kawasan Rumah Penyu Bajulmati yang diresmikan Bupati Malang ini merupakan Program Corporate Social Responsibility (CSR) Fuel Terminal Pertamina Malang yang dibangun sejak tahun 2018. Didalamnya terdapat bak penetasan telur yang mampu menampung ribuan telur, aula edukasi dan pertemuan, kolam tukik, kolam relokasi penyu sakit, sekolah alam dan lainnya.
“Ini merupakan contoh kegiatan yang positif, mempunyai nilai edukasi yang sangat tinggi. Cocok sebagai media belajar anak-anak, sekolah dan siapa saja. Saya ucapkan terima kasih kepada bapak Sutari dan tim pegiat penyu BSTC, Pertamina, termasuk dukungan dari kecamatan, desa dan berbagai pihak terkait,” ucap Sanusi, dalam kunjungan peresmian dan pelepasliaran tukik, Kamis (10/9/2020) kemarin.
Dalam kegiatan yang dihadiri perwakilan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), para guru se-Kecamatan Gedangan, Pegiat Konservasi serta Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) ini. Juga dilakukan aksi tebar 30 ribu benih ikan bandeng di embung Bajulmati yang berasal dari bantuan Dinas Perikanan Kabupaten Malang dan penanaman mangrove.
“Pertamina sendiri untuk melengkapi program konservasi ini, juga mendistribusikan 3.000 bibit mangrove untuk ditanam di wilayah tersebut guna mencegah abrasi yang bisa menggerus garis pantai,” ungkap Ahmad Zaeni Hamdan, Manager Fuel Terminal Pertamina Malang.
Menurutnya, aspek lingkungan menjadi tanggung jawab bersama, sehingga perlu saling support antar berbagai stakeholder yang ada. Pertamina berkomitmen tinggi dalam mengedepankan aspek keberlanjutan lingkungan melalui pengelolaan, pemantauan dan konservasi lingkungan.
“Program CSR Pertamina salah satunya berfokus di bidang lingkungan dalam menjaga keanekaragaman hayati. Kami juga berterima kasih atas keterlibatan aktif seluruh pihak terkait, termasuk Pemkab Malang. Semoga kegiatan ini mampu mendorong keanearagaman hayati, terlebih mampu meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar,” imbuh Zaeni.
Dalam menjalankan program konservasi penyu lekang di pantai Bajulmati ini, Pertamina bersama dengan BSTC juga didampingi oleh akademisi dari Universitas Muhammadiyah Malang untuk memberikan edukasi dan pemahaman bagi masyarakat akan pentingnya program konservasi ini bagi keberlangsungan ekosistem.
Tim UMM yang terdiri dari sejumlah dosen ini membantu BSTC dalam hal proses penguatan organisasi, data base dan kegiatan. Mereka secara rutin dan berkala melakukan kegiatan bersama sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat.
“Beberapa tahun ini kami mendampingi kawan-kawan BSTC yang sudah luar biasa melakukan kegiatan konservasi ini. Kami juga akan membantu melakukan pendataan dan evaluasi kegiatan sebagai bentuk tanggungjawab ke publik,” ujar Ruli Inayah Ramadhoan, anggota Tim Pengabdian Dosen UMM. (rhd)