Kota Malang Tuan Rumah Simposium dan Konkernas PPHI PGI PEGI 2025 dan MGU ke-14

Kota Malang Tuan Rumah Simposium dan Konkernas PPHI PGI PEGI 2025 dan MGU ke-14
Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, bersama panitia dan Ketua PPHI, PGI dan PEGI, serta MGU ke-14, usai membuka Simposium dan Konkernas. (rhd)

Malang, SERU.co.id – Kota Malang menjadi tuan rumah penyelenggaraan Simposium dan Konferensi Kerja Nasional (Konkernas) 2025 yang mengintegrasikan tiga organisasi profesi di bidang kesehatan pencernaan. Di antaranya Gabungan Pengurus Besar Pusat Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia (PPHI), Perhimpunan Gastroenterologi Indonesia (PGI) dan Perhimpunan Endoskopi Gastrointestinal Indonesia (PEGI). Dirangkaikan dengan Malang Gastroenterohepatology Update (MGU) ke-14 di HARRIS Hotel & Conventions Malang, selama empat hari, Rabu-Sabtu (16-19/7/2025).

Dalam sambutannya, Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat menyampaikan, apresiasi atas inisiatif penyelenggaraan forum ilmiah tersebut. Pasalnya, tidak hanya menjadi wahana pertukaran ilmu dan pengalaman, tetapi juga memperkuat jejaring antarprofesional kesehatan pencernaan.

Bacaan Lainnya

“Simposium dan Konkernas ini bukan sekadar pertemuan ilmiah, tetapi momentum penting untuk memperkuat kolaborasi dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Saya mengapresiasi sinergi dari PPHI, PGI dan PEGI, serta MGU ke-14,” seru Wahyu, sesaat sebelum membuka acara, Jumat (18/7/2025).

Meninjau pameran alat medis terbaru, salah satunya RFA System Radio Frequency Ablation for Liver Cancer Treatment. (rhd)

Konkernas bertemakan ‘Innovations in Gastroenterohepatology and Pancreatobiliary Medicine: Navigating the Future of Digestive Health and Disease Management,’ Orang nomor satu di jajaran Pemkot Malang ini menyebutkan, tema tersebut sejalan dengan program Dasa Bakti Ngalam Tahes yang tengah diusung Pemerintah Kota (Pemkot) Malang. Program tersebut menekankan peningkatan pelayanan kesehatan yang tanggap, adil, manusiawi dan berkelanjutan, dari ibu hamil hingga lansia.

“Forum ini memperkaya perspektif kami dan menjadi sarana menyelaraskan kebijakan dengan kebutuhan nyata di lapangan,” imbuh Pak Mbois, sapaannya, di hadapan lebih dari 300 peserta dokter spesialis, konsultan gastroenterologi, perawat, peneliti dan akademisi se-Indonesia.

Senada, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang, Husnul Muarif menjelaskan, forum ini penting untuk menguatkan peran para spesialis dalam menangani penyakit pada saluran cerna. Khususnya lambung (gastro), usus (entero), dan hati (hepar).

“MGU ke-14 ini adalah forum tahunan dan tahun ini Kota Malang menjadi tuan rumah. Dari tema yang dibawakan, fokusnya bagaimana dokter bisa mendeteksi secara dini gejala-gejala pada sistem pencernaan sebelum berkembang menjadi kondisi lanjut,” ucap Husnul.

Menurutnya, penyakit-penyakit pencernaan yang tidak menular seperti gastritis, hepatitis dan gangguan usus, masih cukup banyak terjadi di masyarakat. Namun sering terlambat tertangani.

“Sehingga adanya kegiatan ini, dokter spesialis nanti mampu memberikan edukasi, mampu mendeteksi awal,” tambahnya.

Sementara itu, Ketua Panitia Penyelenggara, Dr. dr. Bogi Pratomo Wibowo SpPD-KGEH menyebut, simposium kali ini merupakan pertemuan besar yang menyatukan tiga perhimpunan besar di bidangnya.

“Dengan bersatunya PPHI, PGI, dan PEGI serta MGU ke-14. Harapan sinergi ini dapat menciptakan gelombang inovasi dan diseminasi ilmu yang masif dan komprehensif. Dari riset dasar hingga aplikasi klinis,” terang dr Bogi, sapaan akrabnya, mendampingi Ketua PB Gabungan PPHI–PGI–PEGI 2025, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam MMB SpPD-KGEH.

Dengan bersatunya ketiga perhimpunan dan MGU, pihaknya berharap sinergi ini akan menciptakan gelombang inovasi dan diseminasi pengetahuan yang lebih masif dan komprehensif. Serta menjembatani riset dasar dengan aplikasi klinis nyata, dari bench to bedside.

Lebih lanjut, Bogi juga menyoroti perkembangan ilmu pengetahuan di bidang patofisiologi, diagnostik, dan tatalaksana berbagai penyakit gastroenterohepatologi dalam beberapa dekade terakhir. Mulai dari endoskopi diagnostik hingga terapi intervensi minimal invasif dan pendekatan berbasis molekuler.

“Konferensi ini menjadi katalis untuk terus mendorong batas-batas pengetahuan. Dengan sesi-sesi yang membahas mulai dari mikrobiota usus, imunopatogenesis IBD, hingga manajemen karsinoma hepatoseluler (kanker hati). Ini momentum penting bagi kita semua untuk memperbarui wawasan klinis dan memperkuat jejaring ilmiah,” lanjut Bogi.

Senada, Ketua PB Gabungan PPHI–PGI–PEGI 2025, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam MMB SpPD-KGEH mengungkapkan, pentingnya penyelenggaraan simposium ini dalam merespons perkembangan ilmu kedokteran yang begitu pesat.

“Kami menghadirkan berbagai kegiatan ilmiah, mulai dari workshop, lecture, hingga diskusi interaktif yang menyajikan inovasi terbaru di bidang gastroenterologi dan hepatologi. MGU Awards juga menjadi ruang apresiasi bagi karya tulis ilmiah yang berkontribusi pada kemajuan keilmuan di masa depan,” papar Dekan FK UI ini.

Dengan dukungan para pembicara ahli, baik dari dalam maupun luar negeri, forum simposium dan konkernas ini diharapkan menjadi sumber inspirasi dan referensi terkini. Dalam menjawab tantangan medis, baik dalam praktik klinis maupun riset di bidang saluran pencernaan

Selama empat hari penyelenggaraan, para peserta mengikuti rangkaian simposium ilmiah, diskusi panel, pelatihan teknologi medis, hingga studi kasus klinis. Dalam simposium tersebut, dipamerkan alat medis terbaru yang menunjang diagnosis dan penatalaksanaan pasien dengan gangguan gastrointestinal.

“Alat-alat penunjang seperti endoskopi, deteksi biomarker dan lainnya dipamerkan di sini. Dokter bisa langsung melihat dan memahami inovasi alat terbaru yang tersedia,” tandasnya. (rhd)

 

Pos terkait