Puluhan Warga Pagelaran Terdampak Proyek Gondanglegi – Balekambang Sambat DPRD

Puluhan Warga Pagelaran Terdampak Proyek Gondanglegi - Balekambang Sambat DPRD
DPRD Menggelar Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) terkait biaya pembebasan lahan proyek Gondanglegi - Balekambang. (Seru.co.id/wul)

Malang, SERU.co.id – Warga Desa Balerejo dan Desa Gedangan, Kecamatan Pagelaran yang terdampak proyek pembangunan jalan Gondanglegi – Balekambang meminta Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Malang, untuk memfasilitasi terkait pertemuan dengan pihak penanggung jawab ganti rugi lahan terdampak, Kamis (10/7/2025).

Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Malang, Tantri Bararoh mengatakan, untuk memfasilitasi hal tersebut pihaknya menggelar Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU).

Bacaan Lainnya

“Salah satunya warga terdampak sudah dapat ganti rugi dengan nilai besar, kemudian ada yang mendapatkan ganti rugi kecil. Kemudian yang hadir sekarang sebagian besar belum mendapatkan ganti rugi,” seru Tantri.

Dirinya menjelaskan, ada beberapa catatan yang dari hasil pertemuan ini, yakni guna menindaklanjuti perihal ini pihaknya akan terjun langsung kelapangan untuk melihat kondisinya. Kemudian pemerintah desa, pemerintah kecamatan, dinas pertanahan maupun Satuan Kerja (Satker) Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Timur-Bali untuk memberikan sosialisasi kepada warga.

“Sosialisasi ini penting, agar warga paham dan jelas mendapatkan ganti ruginya. Berapa dengan lahan seluas ini, kalau tidak ada ketidakpahaman jadi komunikasi nggak jalan,” tuturnya.

Sementara itu, salah stau warga berdampak proyek Gondanglegi – Balekambang, Yuni menerangkan, karena terdampak proyek pelebaran jalan tersebut ia tidak dapat berjualan es degan selama dua bulan terakhir.

“2023 lalu waktu pendataan saya ditanya ada petugas kalau mau ada pelebaran jalan. Karena saya jualan pakai rombong jadi bisa dipindah, terus ditanya sehari rata-rata laku berapa, rombongnya berapa,” ungkap Yuni.

Yuni mengatakan, jika pihaknya sempat dipanggil pihak kantor desanya guna memperjelas lahannya yang terdampak.

“Kemarin pas saya mau jualan ditegur disuruh diundurkan rombongnya. Soalnya mau ada pengerukan. Saya kaget kok tiba-tiba dikeruk, saya aja belum dapat ganti rugi,” tuturnya. (wul/mzm)

Pos terkait