Malang, SERU.co.id – Tekanan inflasi di Kota Malang Juni 2025 tercatat tetap terkendali di tengah berbagai dinamika harga pangan dan energi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Malang mengalami inflasi sebesar 0,38 persen (mtm), lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya, tercatat deflasi 0,21 persen (mtm). Hal tersebut berkat sinergi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Malang dan Bank Indonesia (BI).
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Malang, Febrina menyampaikan, secara tahunan, inflasi Kota Malang tercatat 2,11 persen (yoy), masih dalam kisaran sasaran nasional. Capaian inflasi ini merupakan hasil dari sinergi erat antara TPID Kota Malang, pemerintah daerah dan Bank Indonesia.
“Kami bersyukur inflasi di Kota Malang tetap terkendali. Ini berkat sinergi dan koordinasi yang terus kami jaga melalui berbagai langkah nyata di lapangan,” seru Febrina, Rabu (2/7/2025).
Lebih lanjut, Febrina menjelaskan, ada sejumlah langkah pengendalian inflasi selama Juni 2025. Di antaranya penyelenggaraan pasar murah 17 Juni 2025, pelaksanaan sidak pasar 26 Juni 2025 menjelang Tahun Baru Hijriyah.
“Begitu juga pemantauan harga bahan pangan pokok sepanjang bulan Juni. Serta rakor rutin mingguan bersama Kementerian Dalam Negeri,” tambahnya.
Inflasi Juni 2025 didorong terutama oleh kenaikan harga kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan andil inflasi 0,31 persen (mtm). Beberapa komoditas penyumbang inflasi terbesar yakni cabai rawit (0,10 persen), kacang panjang (0,05 persen), emas perhiasan (0,04 persen), telur ayam ras (0,03 persen) dan bawang merah (0,03 perse ).
“Kenaikan harga cabai rawit, kacang panjang dan bawang merah dipicu tingginya permintaan saat Idul Adha. Dimana sedang terbatasnya pasokan karena permulaan musim tanam. Sementara kenaikan harga telur ayam ras didorong biaya pakan yang naik, dan harga emas perhiasan mengikuti tren global,” jelas Febrina.
Meski demikian, tekanan inflasi lebih tinggi berhasil ditekan berkat deflasi pada sejumlah komoditas. Seperti bawang putih (-0,03 persen), bensin (-0,02 persen), pisang (-0,02 persen), tarif ojek online (-0,02 persen) dan jeruk (-0,01 persen).
“Penurunan harga bawang putih terjadi seiring peningkatan impor dan distribusi lancar. Sedangkan harga bensin turun karena penyesuaian harga BBM nonsubsidi per 1 Juni 2025. Hal tersebut juga berdampak pada penurunan tarif ojek online,” imbuhnya.
baca juga: Strategi Empat Faktor Pemkot Malang Kendalikan Inflasi
Ke depan, Febrina menegaskan, Bank Indonesia Malang bersama Pemerintah Pusat dan Daerah akan terus memperkuat sinergi. Khususnya melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) dan penguatan program 4K (Keterjangkauan harga, Ketersediaan pasokan, Kelancaran distribusi, serta Komunikasi efektif).
“Kami optimistis upaya ini dapat menjaga inflasi Kota Malang dalam rentang sasaran nasional 2,5 persen ± 1 persen (yoy),” pungkasnya. (aan/mzm)