Malang, SERU.co.id – Operasi SAR pencarian bocah hanyut di sungai Brantas Kota Malang akhirnya resmi ditutup. Pasalnya sampai hari ketujuh pencarian, korban masih belum ditemukan.
Koordinator Unit Siaga SAR Malang Raya, Yoni Fariza mengungkapkan, operasi SAR resmi dihentikan per tanggal 22 Juni 2025 pukul 16.00 WIB. Penutupan ini sudah sesuai dengan ketentuan, sebagaimana diatur dalam UU No 29 Tahun 2014.
“Kami tutup dengan hasil nihil. Masih belum ada tanda-tanda keberadaan korban,” seru Yoni, Senin (23/6/2025).
Di hari terakhir pencarian, pihaknya telah memperluas jangkauan sampai Bendungan Sengguruh, Kepanjen. Tim SAR mengerahkan 2 tim perahu rafting, 4 tim perahu karet dan 2 tim susur sungai.
“Selama sepekan pencarian kami menghadapi kendala debit dan arus sungai yang cukup tinggi. Selain itu, rintangan berupa sampah dan tanaman rumpun bambu liar serta kontur sungai ini cenderung berbatu,” terangnya.
Ia meminta seluruh tim berhati-hati selama melakukan pencarian sampai hari terakhir operasi SAR. Meski operasi SAR kini telah berakhir, pihaknya tidak menutup kemungkinan ke depannya untuk turun ke lapangan.
“Jika nanti ditemukan informasi atau tanda-tanda munculnya korban, maka kami siap melaksanakan evaluasi dan evakuasi. Kami juga akan memonitoring pencarian yang dilakukan masyarakat,” ungkapnya.
Meski operasi SAR berakhir, masyarakat sekitar tetap melakukan pencarian secara mandiri. Untuk itu, Yoni mengimbau, masyarakat berhati-hati dan tetap mengutamakan keselamatan.
Terpisah, Lurah Bumiayu, Mutho Shobiri menuturkan, pencarian secara mandiri akan melibatkan unsur relawan SAR Malang Raya. Pencarian mandiri akan dilakukan selama tiga hari, terhitung sejak tanggal 23-26 Juni 2025.
“Kami beserta Babinsa, warga, Ketua RW serta relawan akan melaksanakan operasi gabungan pencarian tambahan. Untuk rutenya sama, yaitu sampai dengan Bendungan Sengguruh,” jelasnya.
Dalam proses pencarian mandiri, tim relawan SAR yang berpengalaman akan menyusuri sungai. Sementara masyarakat akan melakukan pemantauan dari darat.
Mutho menambahkan, hingga saat ini orang tua korban masih syok atas kejadian tersebut. Sang anak, Nia Maulidia (10), terhanyut saat mandi di sungai dekat rumahnya. Sedangkan rekannya berhasil menyelamatkan diri.
“Namanya kehilangan anak, tentunya masih butuh proses. Ini nanti saya sama Babinsa akan datang ke kediaman korban, untuk menyampaikan hasil pencarian pada hari ini ke orang tua korban,” pungkasnya. (bas/rhd)