Malang, SERU.co.id – Kepala Staf Kepresidenan Republik Indonesia (KSP RI) meninjau kesiapan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Tlogowaru. Dalam kesempatan tersebut, ada beberapa masukan teknis penyiapan MBG yang disampaikan.
Kepala Staf Kepresidenan RI, Letnan Jenderal (Purn) Anto Mukti Putranto mengungkapkan, kunjungannya untuk meninjau kesiapan SPPG. Sebagai KSP, ia memiliki tugas mengawal setiap program yang dicanangkan Presiden.
“Hari ini meninjau untuk SPPG yang baru dibangun, sepertinya dapur ke-8. Kemudian ada beberapa koreksi yang perlu disempurnakan,” seru Anto, Jumat (20/6/2025).
Anto mengungkapkan, semua persiapan sarana prasarana SPPG Tlogowaru sudah memenuhi persyaratan. Namun, secara khusus ia memberikan masukan agar dapur selalu dalam keadaan higienis.
“Kemudian aliran, pergeseran bahan mulai dari masuk sampai keluar, setelah dipakai bisa dirapikan. Kalau tidak dirapikan, maka pekerjaan kita tidak akan maksimal,” ungkapnya.
Pria kelahiran Jember itu juga mengapresiasi adanya treatment pengelolaan limbah yang baik untuk menjaga kelestarian lingkungan. Tapi ia menyayangkan aliran air yang digunakan dibuang begitu saja.
“Maka saya sarankan untuk dipakai menyirami tanaman-tanaman yang disiapkan menjadi bahan baku sayuran. Tujuannya agar tidak terbuang sia-sia dan bisa menghemat penggunaan air,” tuturnya.
Lebih jauh, KSP menyoroti penyiapan makanan yang harus diperhatikan waktu penyimpanannya hingga waktu pengolahannya. Ia mengajak untuk belajar dari kasus keracunan MBG yang beberapa waktu lalu viral.
“Jadi saya kira jangan melihat dari satu sisi keracunan atau apa, terkadang error itu ada. Contoh kasus sebelumnya, makanan tidak layak konsumsi, karena keterlambatan memasak. Maka ini perlu diperhatikan,” tegasnya.
Anto menjelaskan, persoalan tersebut awalnya terjadi saat pihak penyedia makanan kekurangan gas untuk memasak. Akibatnya harus menunggu pasokan gas, sedangkan daging ayam tidak segera dimasak.
“Tapi kemudian dipaksa untuk tetap memasak tanpa terpikirkan oleh mereka bahwa tidak layak dikonsumsi. Dari kasus itu kita belajar, setelah daging dipotong dimasukkan ke tempat penyimpanan dulu, agar aman dan bisa digunakan kapan saja,” jelasnya.
baca juga: Babinsa Klojen Dampingi Pelaksanaan MBG di SDN Bareng 1
Ia optimis, dengan beroperasinya SPPG Tlogowaru akan semakin menyukseskan program MBG. Apalagi di perkotaan, setiap SPPG bisa melayani hingga radius 4 kilometer.
“Untuk masa liburan ini tidak ada program MBG, kecuali masih ada sekolah-sekolah yang masuk, itu tetap dapat. Di masa liburan tidak ada MBG, karena kita mengalokasikan anggaran harus tepat sasaran saat anak-anak aktif pembelajaran,” tutup KSP. (bas/mzm)