Wamen ATR/BPN: 3G Role Model Reforma Agraria Perkotaan

Menanam di Taman Garuda, bagian konsep 3G binaan Bambang Irianto. (rhd)

Malang, SERU.co.id – Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (Wamen ATR/BPN) RI, Dr Surya Tjandra SH LLM, mengapresiasi konsep Glintung Go Green (3G) Purwantoro Kota Malang sebagai role model reforma agraria perkotaan.

Pasalnya, minimnya lahan RTH di tengah pemukiman padat penduduk, menjadi permasalahan kompleks wilayah perkotaan di Indonesia. Namun, dengan konsep 3G mampu mengubah permasalahan tersebut menjadi solusi luar biasa. Mengubah lingkungan kumuh dan padat penduduk menjadi lingkungan yang memiliki RTH dan lumbung pangan.

Bacaan Lainnya
Wamen ATR/BPN Surya Tjandra saat berikan sambutan di Taman Garuda. (rhd)

“Konsep yang digagas dan diduplikasikan oleh Ir Bambang Irianto, inisiator 3G ini, sangat cocok dan layak diduplikasi ke daerah-daerah lainnya,” ungkap Surya, disela penyerahan sertifikat tanah kepada masyarakat Malang Raya, yang dipusatkan di Taman Garuda jalan Wonosari RW 19, Kelurahan Purwantoro, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, Selasa (1/9/2020), binaan Bambang Irianto.

Menurutnya, konsep 3G telah diterapkan di beberapa wilayah di Indonesia dengan berhasil mengubah keadaan lingkungan menjadi lebih baik. Selain itu, mampu menumbuhkan sikap gotong royong antar warga. Seperti yang terjadi di WNS 19 Taman Garuda ini.

“Saya banyak belajar ke Pak Bambang Irianto tentang kampung tematik. Bagi saya keteguhan beliau menginspirasi tidak hanya di Malang, tapi di Indonesia, hingga mendapatkan anugerah Kalpataru dari Presiden,” beber Surya, yang mengaku sempat blusukan ke Kampung 3G saat mencalonkan sebagai anggota DPR RI dapil Malang Raya.

Menurutnya, reforma agraria mempunyai makna yang luas. Tak hanya seputar urusan petani dan masyarakat pedesaan saja. Namun, masyarakat perkotaan juga diharapkan terlibat aktif.

Senada, Plt Kepala Kanwil BPN Jatim, Ir Virgo Eresta Jaya, MEngSc, mengatakan 3G menjadi role model bagian reforma agraria di tengah kepadatan pemukiman perkotaan.

“Yang dulunya ada masalah banjir, kepadatan penduduk, minimnya ketersediaan RTH, dan lainnya. Sekarang dengan munculnya kesadaran masyarakat, maka tercipta lingkungan yang suistanabel,” apresiasi Virgo.

Bambang Irianto. (rhd)

Sementara itu, inisiator 3G sekaligus owner Rumah Prestasi 3G, Bambang Irianto menyatakan, pemberdayaan lingkungan kampung dan sumber daya manusia di dalamnya adalah dua hal penting untuk dilakukan.

“Kampung ini menjadi kampung reforma agraria karena lokasinya di perkotaan, namanya reforma agraria perkotaan,” ujarnya.

Bambang menceritakan, apa yang ia lakukan bersama warga Glintung kini membuahkan hasil. Banyak apresiasi yang datang dari berbagai instansi pemerintah maupun swasta. Tak heran jika kemudian komunitas masyarakat juga mendatangi Glintung untuk belajar manajemen pengelolaan kampung perkotaan.

“Membangun kampung yang pertama, biar kampungnya layak huni buat warganya sendiri. Harus ada komersialisasi kampung yakni green bussines. Itu boleh dan bukan barang haram. Tapi bukan orang per orang, dikelola secara kolektif,” tandasnya.

Konsep 3G yang dilirik Wamen ATR/BPN RI ini melibatkan akademisi dari Universitas Brawijaya (UB). Dari sisi ketahanan pangan, masyarakat sekitar Glintung berdikari memanfaatkan lahan yang ada. Gerakan ini sukses lantaran mind set masyarakat terpolarisasi dengan baik, tanpa harus menunggu bantuan maupun dorongan pemerintah. (rhd)

disclaimer

Pos terkait