Malang, SERU.co.id – Seputih Hati Imani (19), adalah mahasiswa universitas Negeri Malang (UM), jurusan sastra Jerman yang menyukai olahraga bela diri. Hingga kini mengantarkannya menjadi peraih medali emas pertama di cabang olahraga (Cabor) Hapkido dalam Porprov IX 2025.
Peraih emas Cabor Hapkido, Seputih Hati Imani mengaku, sangat bersyukur dengan medali yang dirinya dapatkan tersebut meskipun sempat pesimis untuk meraihnya.
“Alhamdulillah. Nggak nyangka sebenarnya karena di detik-detik akhir itu kayak udah nggak mungkin gitu kan, beda tipis. Tapi alhamdulillah semoga latihan-latihan setiap hari yang begitu kerasnya ada impact-nya ke kita. Masa kita sudah latihan setiap hari tapi nggak ada hasilnya, kan capek juga,” seru wanita yang akrab disapa Imani itu.
Dirinya mengaku, dalam puncak pertandingan itu ia ditemukan dengan atlet Hapkido dari Madiun. Dimana menurutnya lawannya tersebut sangatlah kuat.
“Tantangannya dia tinggi, suka tendangan yang mendorong dengan kaki. Kalah dengan berat badannya juga sih sebenernya,” jelasnya.
Imani menerangkan, sebelum bergabung dengan bela diri hapkido dirinya sudah sempat menjadi atlet bela diri taekwondo. Ia mengaku, meskipun sama beladiri dari Korea Selatan (Korsel) dua bela diri tersebut memiliki perbedaan. Salah satu teknik bantingan menjadi pertimbangan ia berpindah haluan, menjadi atlet Hapkido.
“Tertarik dengan hapkido baru setahunan ini. Tertarik dengan hapkido karena ada bantingannya. Sebelumnya di bela diri taekwondo itu nggak ada bantingannya, jadi kayak kurang seru aja,” beberanya.
“Tapi meski begitu realitanya yang kepake juga tendangan2 taekwondo sih. (Aku) kurang bisa banting karena baru setahunan (belajar),” imbuh Imani.
Imani mengatakan, dalam pertandingan Porprov IX 2025 ini, ia harus melakukan berbagai latihan untuk memberikan yang optimal untuk Kabupaten Malang.
“Latihannya setiap hari, setiap malam, ya basic-basicnya, lalu sparring (ada partner), lalu setiap hari setor lari kurang lebih lima kilometer per orang. Nggak boleh lebih dari 30 menit,” tuturnya.
Wanita berparas ayu itu mengaku, meskipun latihan yang ia dan atlet lainnya lebih ekstra dibanding hari biasa. Hal tersebut tidak mengganggu aktivitasnya sebagai seorang mahasiswa.
“Paginya saya kuliah, nggak sampe sore. Latihannya malam, jadi banyak waktu luang,” ungkapnya.
Ia juga mengaku, sebelum ini saat ia menjadi atlet taekwondo ia juga sudah menyabet beberapa prestasi.
“Sebelumnya cuma dua kali di kejuaraan festival taekwondo tingkat provinsi juara 2. Sama kejuaraan di dalam kampus juara 1, kategori fight,” kata Imani.
Dirinya berharap medali yang didapatkan ini bisa menghantarkan menjadi atlet hapkido dalam gelaran PON (Pekan Olahraga Nasional). Sedangkan harapan untuk pemerintah daerah, dalam hal ini adalah Pemkab Malang agar Cabor Hapkido memiliki tempat latihan sendiri.
“Harapannya fasilitasnya lebih diniati lagi, kita tempat latihan aja masih mengusahakan sendiri. Selama ini masih jadi satu sama dojang-nya taekwondo. Jadi yang melatih itu kadang masih pelatih asli taekwondo,” harap Imani. (wul/mzm)