Kick Off Sensus Penduduk 2020, Sutiaji Harapkan Keterbukaan Informasi Masyarakat

Penyematan rompi simbolis Kick Off Sensus Penduduk 2020. (ist)

Bacaan Lainnya

Malang, SERU.co.id – Kick Off Petugas Sensus Penduduk 2020 (SP 2020) dilaksanakan secara serentak hari ini secara daring. Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyematkan rompi bersama-sama dengan Walikota dan Bupati se- Jawa Timur secara daring.

Walikota Malang Drs. H. Sutiaji menitipkan pesan kepada petugas pendata untuk menyadarkan masyarakat akan protokol covid. “Misi kita semua, sadarkan masyarakat. Begitu masuk diingatkan bu/pak tolong kita memakai protokol covid, ini titip pesan kami karena panjenengan langsung berhadapan dengan masyarakat,” serunya, dalam vicon di NCC Kota Malang.

Kick Off Sensus Penduduk 2020 Kota Malang merupakan kelanjutan dari sensus penduduk yang diselenggarakan BPS secara online beberapa bulan lalu. Kota Malang berada pada urutan ke-4 se Jawa Timur. Dimana sebanyak 36% masyarakatnya berpartisipasi dalam pengisian data yang dianggap dapat membantu sensus kedepannya yang dilakukan secara langsung.

“Kami berikan apresiasi kepada seluruh masyarakat yang telah melakukan secara mandiri untuk mencatat dirinya sendiri yang telah dipandu oleh BPS,” timpal Walikota Malang.

Daring Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa. (ist)

Pada kesempatan tersebut, Walikota Malang menyampaikan dua hal mengenai pengumpulan data Sensus Penduduk 2020. Yang pertama mengenai keuletan petugas pendata, menurutnya pendata harus jeli, sabar, dan telaten dalam aktualisasi data yang disajikan oleh pemberi data.

Kemudian keterbukaan dari masyarakat Kota Malang dalam memberikan informasi, dimana Walikota Malang meminta masyarakat Kota Malang untuk memberikan informasi sebaik mungkin. Hal tersebut dilakukan untuk mewujudkan satu data, seperti apa yang diharapkan oleh Presiden Republik Indonesia.

Menurut Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, dilakukannya Sensus Penduduk 2020 oleh Badan Pusat Statistik secara offline, merupakan pintu untuk merapikan seluruh data kependudukan yang akan membawa manfaat kedepannya. 

“Basis yang sudah mengikuti SP online 6 jutaan paling tidak akan menjadi input awal. Trendnya digitalisasi akan terus dikembangkan, sehingga verifikasi dan validasi data relatif akan bisa lebih mudah dilakukan secara online pada akhirnya,” jelasnya.

Terakhir, Khofifah berharap Jawa Timur dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam SP 2020 ini. “Harapan Pak Presiden untuk punya satu data Indonesia ini luar biasa, pasti Jawa Timur juga harus memberikan kontribusi yang signifikan dalam hal ini,” tandasnya. (*/rhd)

Pos terkait