Jemaah Haji Diimbau Tak Buru-buru Lakukan Tawaf Ifadah, Hindari Kepadatan Usai Nafar Awal

Jemaah Haji Diimbau Tak Buru-buru Lakukan Tawaf Ifadah, Hindari Kepadatan Usai Nafar Awal
Dirjen PHU Kemenag Prof. Hilman Latief. (foto:ist)

MINA, SERU.co.id – Kementerian Agama RI melalui Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) mengimbau jemaah haji Indonesia untuk tidak terburu-buru dalam menjalankan tawaf ifadah, sa’i, dan tahalul akhir, khususnya bagi yang memilih skema nafar awal.

Imbauan ini disampaikan Dirjen PHU Kemenag, Prof. Hilman Latief, di Mina, Ahad (8/6/2025). Menurutnya, kondisi Makkah diprediksi sangat padat karena jutaan jemaah dari berbagai negara juga menuju Masjidil Haram setelah keluar dari Mina pada 12 Zulhijah.

Bacaan Lainnya

“Kami sarankan jemaah yang tidak punya jadwal pulang dekat-dekat ini untuk menunda tawaf ifadah agar lebih nyaman dan aman,” kata Hilman seperti dilansir majelistabligh.id.

Hilman mengingatkan bahwa arus transportasi bus dari Mina ke Makkah akan sangat padat dan lambat. Karena itu, ia menekankan pentingnya kesabaran serta kepatuhan terhadap arahan petugas.

“Situasi bus akan mirip saat pergerakan sebelumnya, sangat padat dan lamban. Jadi mohon tetap tenang, sabar, dan ikuti petunjuk,” jelasnya.

Setelah menyelesaikan lempar jumrah pada hari tasyrik (11–13 Zulhijah), jemaah masih harus menunaikan rukun haji terakhir: tawaf ifadah, dilanjutkan sa’i dan tahalul akhir.

“Tawaf ifadah bukan sekadar syarat sah haji, tapi juga momen spiritual yang sebaiknya dijalani dengan tenang dan khusyuk, jangan terburu-buru karena takut ketinggalan atau terjebak kerumunan,” imbuh Hilman.

Ia juga mengingatkan soal batas waktu nafar awal. Jika jemaah tidak keluar Mina sebelum matahari terbenam 12 Zulhijah, maka otomatis masuk ke kategori nafar tsani dan harus lanjut melontar jumrah pada 13 Zulhijah.

“Mayoritas jemaah Indonesia ambil nafar awal, tapi seringkali tetap harus ikut nafar tsani karena kondisi lalu lintas yang padat,” ungkap Hilman.

Kemenag menegaskan pentingnya jemaah tetap bersama rombongan kloternya dan tidak berjalan sendiri. Pendampingan petugas sangat dibutuhkan agar ibadah berjalan tertib dan aman.

“Kami minta jemaah tetap bareng rombongan, jangan terpisah. Ini bukan cuma soal logistik, tapi juga adab dalam berjemaah,” pungkasnya. (*/mti/ono)

Pos terkait