BPS Kota Malang Sebut Masa Panen Bahan Pokok Penyebab Deflasi -0,21 Persen

BPS Kota Malang Sebut Masa Panen Bahan Pokok Penyebab Deflasi -0,21 Persen
Penurunan harga bahan pokok di pasaran menyebabkan deflasi mtm Kota Malang sebesar -0,21 persen. (bas)

Malang, SERU.co.id – BPS Kota Malang merilis perkembangan Indeks Harga Konsumen per akhir Mei 2025. Diketahui, masa panen penyebab terjadinya penurunan harga bahan pokok, sehingga menyebabkan deflasi sebesar -0,21 persen.

Kepala BPS Kota Malang, Umar Sjaifudin mengungkapkan, Kota Malang mengalami deflasi sebesar -0.21 persen (mtm). Kota Malang menjadi yang tertinggi di antara 11 Kabupaten/Kota penyumbang deflasi.

Bacaan Lainnya

“Deflasi yang terjadi di Kota Malang merupakan deflasi tertinggi di bulan Mei 2025. Tapi secara IUI atau secara tahunan inflasinya masih dibawah 1,5 persen,” seru Umar, saat menyampaikan rilis di NCC.

Kepala BPS menjelaskan deflasi yang terjadi pada berbagai bahan pokok. (bas)
Kepala BPS menjelaskan deflasi yang terjadi pada berbagai bahan pokok. (bas)

Tingkat deflasi dipengaruhi oleh penurunan harga-harga bahan pokok, terutama produk hortikultura seperti cabai, bawang putih dan bawang merah. Demikian juga harga daging ayam di pasaran mengalami penurunan pada bulan Mei 2025.

“Cabai rawit mengalami deflasi sebesar 52,8 persen dengan andil terhadap deflasi sebesar -0,17 persen. Bawang merah mengalami deflasi sebesar 17,81 persen dengan andil terhadap deflasi sebesar -0,08 persen,” bebernya.

Selain itu, cabai merah mengalami deflasi sebesar 19,07 persen dengan andil terhadap deflasi -0,03 persen. Bawang putih mengalami deflasi 5,17 persen dengan andil terhadap deflasi -0,02 persen.

“Selanjutnya sayuran labu siam mengalami deflasi 15,4 persen dengan andil -0,02 persen. Wortel mengalami deflasi 7,34 persen dengan andil -0,01 persen,” lanjutnya.

Komoditas jagung manis mengalami deflasi 8,77 persen dengan andil -0,01 persen. Diikuti komoditas berupa daging ayam dengan deflasi 1,29 persen dan andil -0,02 persen.

“Hanya satu bahan pokok yang mengalami kenaikan, yaitu tomat. Tapi untuk produk-produk hortikultura, seperti cabai, ayam, bawang putih, bawang merah dan lain-lain mengalami penurunan di bulan Mei 2025,” tuturnya.

Selain bahan pokok, deflasi juga terjadi pada bensin sebesar 0,14 persen dengan andil -0,01 persen. Sedangkan emas sebesar 1,08 persen dengan andil sebesar -0,02 persen.

Deflasi di Kota Malang diprediksi masih terjadi sampai bulan Juni 2025. Pasalnya, produksi komoditas pangan masih terjaga di bulan ini disamping masih ada curah hujan.

Hal tersebut dibenarkan oleh Kepala Dispangtan Kota Malang, Slamet Husnan. Ia menjelaskan, deflasi terjadi, karena jumlah komoditas barang tersedia cukup banyak.

“Komoditas tersebut masih masa panen. Sehingga supply di pasar cukup banyak, sementara kebutuhan tetap stabil tidak melonjak,” jelasnya, saat dihubungi wartawan SERU.co.id.

Slamet mengatakan, komoditas pertanian sebagian berasal dari dalam Kota Malang. Namun, hasil pertanian tahunan sudah tidak mencukupi kebutuhan pangan dan banyak komoditas yang tidak bisa dihasilkan di Kota Malang.

“Komoditas-komoditas bahan pokok yang tersedia sebagian berasal dari dalam Kota Malang maupun luar Kota Malang. Beberapa daerah penyalur, seperti Kabupaten Blitar, Kabupaten Lumajang, Kabupaten Kediri, Kabupaten Situbondo dan Kabupaten Malang,” pungkasnya.

Secara bulanan, Kota Malang mengalami deflasi sebesar -0,21 persen, namun tahun kalender (y-to-d) sebesar 0,94 persen. Sedangkan secara tahun ke tahun (yoy) juga mengalami inflasi sebesar 1,36 persen. (bas/rhd)

disclaimer

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *