Makkah, SERU.co.id – Jemaah haji Indonesia tak perlu khawatir soal konsumsi selama puncak ibadah di Tanah Suci. Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) Limited menjamin pasokan makanan siap saji yang higienis, bergizi, dan bercita rasa khas Nusantara untuk seluruh jemaah selama berada di Arafah dan Mina.
Direktur BPKH Limited, Imam Nikmatullah, menyampaikan bahwa makanan tersebut diproduksi menggunakan teknologi modern demi menjaga kualitas gizi dan keamanan pangan. Proses memasaknya menggunakan mesin retort dengan suhu dan tekanan tinggi, sehingga makanan bisa bertahan hingga 18 bulan tanpa memerlukan pemanasan ulang.
“Lauk bisa langsung dimakan, tapi untuk nasi sebaiknya direndam dalam air panas selama 5–10 menit agar lebih nikmat,” jelas Imam seperti dilansir majelistabligh.id, Senin (26/5/2025) malam.
Sebanyak lebih dari 1,2 juta porsi makanan siap saji telah disiapkan untuk 203.320 jemaah yang menginap di 205 hotel di wilayah Makkah. Setiap jemaah mendapat satu kardus berisi enam porsi makanan—dua untuk sarapan, dan empat untuk makan siang dan malam.
Distribusi dan waktu konsumsi difokuskan pada:
7 Zulhijjah: Sarapan, makan siang, dan malam
8 Zulhijjah: Sarapan sebelum menuju Arafah
13 Zulhijjah: Makan siang dan malam setelah kembali dari Mina
“Makanan ini kami siapkan agar jemaah tetap sehat dan bertenaga, apalagi di masa-masa puncak ibadah yang sangat menguras fisik,” ujar Imam.
Makanan siap saji ini merupakan hasil kerja sama antara Indonesia dan Arab Saudi. Untuk lauk-pauk, proses produksinya dilakukan di Indonesia dan dikirim ke Arab Saudi. Sementara itu, nasi dimasak langsung di fasilitas milik Syarikah Masyariq di Makkah, pabrik yang sudah terbiasa melayani kebutuhan konsumsi jemaah Indonesia.
Menu yang disajikan antara lain rendang ayam, opor ayam, serta daging sapi, semuanya dikemas dalam porsi yang sudah diperhitungkan nilai gizinya, terutama kandungan karbohidrat dan protein.
Imam juga mengingatkan agar makanan segera dikonsumsi setelah kemasan dibuka untuk menjaga keamanan pangan.
“Setiap kemasan hanya untuk satu kali makan. Kalau sudah dibuka, sebaiknya langsung dikonsumsi. Sisa makanan sebaiknya dibuang untuk menghindari kontaminasi,” tegasnya.
Dengan dukungan logistik ini, diharapkan seluruh jemaah Indonesia bisa menjalani puncak ibadah haji dengan kondisi fisik yang prima dan nyaman. (*/mti/ono)