Puncak Jaya, SERU.co.id – Pilkada Puncak Jaya, Papua Pegunungan, berubah menjadi ajang pertumpahan darah. Bentrokan brutal antara pendukung Paslon nomor urut 1 Yuni Wonda-Mus Kogoya dan Paslon nomor urut 2 Miren Kogoya-Mendi Wonerengga menelan sedikitnya 12 korban jiwa dan melukai 653 orang lainnya. Tak hanya itu, 201 bangunan juga hangus terbakar.
Kepala Operasi Damai Cartenz, Brigjen Faizal Ramadhani menyampaikan, bentrokan terjadi secara sporadis sejak 27 November 2024 hingga 4 April 2025.
“Aksi saling serang antarpendukung menyebabkan sedikitnya 12 orang tewas. Dari 653 korban luka, 423 berasal dari kubu Paslon 01, dan 230 dari Paslon 02,” seru Faizal, Sabtu (5/4/2025).
Bentrok bersenjata panah, bahkan tembakan senjata api, menandai kekacauan panjang ini. Faizal menduga kelompok kriminal bersenjata (KKB) ikut memperkeruh situasi dengan menembaki warga.
“KKB memanfaatkan situasi politik untuk melancarkan aksi kekerasan,” tegasnya.
Tak hanya menyebabkan korban jiwa, sebanyak 201 bangunan ludes terbakar. Termasuk 196 rumah warga, satu sekolah dasar, kantor distrik, dua balai desa dan bahkan satu kantor partai politik.
Namun, Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat–Organisasi Papua Merdeka (TPNPB–OPM) membantah keras tudingan tersebut. Juru Bicara TPNPB–OPM, Sebby Sambom membantah keterlibatan mereka.
“TPNPB tidak pernah ikut campur urusan Pilkada. Itu program pemerintah Indonesia, bukan urusan kami,” ujarnya.
Sementara itu, Kasatgas Humas Operasi Damai Cartenz-2025, Kombes Yusuf Sutejo menyerukan, agar masyarakat menahan diri dan menjaga situasi keamanan.
“Kami mengajak warga menjaga kamtibmas demi lingkungan yang damai,” ujarnya. (aan/mzm)