Papua Nugini, SERU.co.id – Gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,9 mengguncang wilayah lepas pantai Pulau New Britain, Papua Nugini, Sabtu (5/4/2025) pagi. Gempa ini sempat memicu kepanikan warga setelah PTWC mengeluarkan peringatan tsunami, kemudian dicabut setelah tidak terdeteksi gelombang tsunami signifikan. BMKG memastikan gempa tidak berdampak langsung terhadap wilayah Indonesia.
Menurut laporan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS), pusat gempa berada sekitar 194 kilometer tenggara Kota Kimbe, dengan kedalaman dangkal sekitar 10 kilometer. Gempa terasa kuat di sejumlah wilayah, namun hingga saat ini belum ada laporan mengenai kerusakan serius atau korban jiwa.
Salah satu resepsionis di Liamo Reef Resort, Kimbe, Marolyn Simbiken mengungkapkan, gempa terasa cukup jelas.
“Kami semua merasakannya, tapi sejauh ini tidak ada kerusakan yang terlihat,” seru Marolyn.
Sementara itu, Pusat Seismologi Eropa-Mediterania mencatat gempa berada pada kedalaman 49 kilometer. Pusat Peringatan Tsunami AS bahkan sempat memperkirakan potensi gelombang tsunami setinggi 1 hingga 3 meter. Namun kemudian memastikan ancaman telah berlalu.
Baca juga: Sugianto Nelayan Indonesia Jadi Pahlawan di Korea Selatan, Berpeluang Jadi Penduduk Tetap
Menanggapi kejadian tersebut, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Indonesia memastikan, gempa tidak berdampak langsung terhadap wilayah Indonesia. Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono menjelaskan, berdasarkan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa ini tergolong dangkal dan dipicu deformasi kerak bumi dengan mekanisme pergerakan turun (normal fault).
“Berdasarkan hasil pemodelan tsunami dan pengamatan muka air laut. Gempa ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami di wilayah Indonesia,” jelas Daryono.
BMKG juga menginformasikan, hingga pukul 03.55 WIB telah terjadi satu gempa susulan. Masyarakat diimbau tetap tenang dan tidak menyebarkan informasi yang belum terverifikasi.
Sebagai informasi, Papua Nugini merupakan salah satu wilayah paling aktif secara seismik di dunia karena terletak di atas Ring of Fire atau Cincin Api Pasifik. Kawasan ini sering mengalami gempa bumi akibat pertemuan lempeng-lempeng tektonik. Meski banyak di antaranya terjadi di daerah terpencil dan tidak berdampak besar. (aan/mzm)