Viral Aksi Jual Ginjal Demi Ibu, Kasus Pramugari dan Ibu Rumah Tangga Berakhir Damai

Dua remaja saat aksi membawa poster siap jual ginjal demi sang ibu. (ist) - Viral Aksi Jual Ginjal Demi Ibu, Kasus Pramugari dan Ibu Rumah Tangga Berakhir Damai
Dua remaja saat aksi membawa poster siap jual ginjal demi sang ibu. (ist)

Tangerang Selatan, SERU.co.id – Kasus perseteruan antara pramugari maskapai asing berinisial NY dan kerabatnya, Syafrida Yani, akhirnya berakhir damai melalui mediasi kepolisian dan pendekatan restoratif. Kasus perseteruan tersebut viral usai aksi dua remaja, Farel Mahardika Putera (19) dan NR (16), mengaku siap menjual ginjal demi membebaskan sang ibu dari tahanan.

Kasi Humas Polres Tangerang Selatan, AKP Agil mengonfirmasi, kedua belah pihak sepakat mencabut laporan dan tidak melanjutkan perkara ke jalur hukum.

Bacaan Lainnya

“Surat pernyataan perdamaian telah ditandatangani. Pelapor secara resmi mencabut laporan polisi terkait dugaan penggelapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 372 KUHP,” seru Agil.

Agil juga menyampaikan, kuasa hukum pelapor, Paulus Tarigan, menyampaikan permohonan maaf atas kegaduhan yang terjadi akibat viralnya kasus ini. Ia menegaskan, tindakan hukum yang dilakukan semata demi keadilan, bukan untuk menciptakan drama publik.

Pihak Syafrida Yani yang diwakili suaminya, Yelvin, juga mengapresiasi langkah kepolisian yang memberi ruang penyelesaian secara kekeluargaan. Ia menyebut, permasalahan ini memang merupakan persoalan internal keluarga besar yang semestinya tidak menjadi konsumsi publik.

Yelvin juga meminta maaf atas aksi spontan kedua putranya yang sempat membuat publik gempar. Ia menjelaskan, aksi tersebut dilakukan tanpa sepengetahuan keluarga. Murni sebagai bentuk kepedulian anak terhadap ibunya.

“Aksi itu bukan syarat untuk menebus penangguhan penahanan, tapi murni karena kasih sayang anak terhadap ibunya,” kata Yelvin.

Sebelumnya, Farel, anak sulung Syafrida, mengungkap, ibunya hanya diminta membantu pekerjaan rumah kerabat ayahnya yang sering bepergian karena bekerja di maskapai asing. Namun, selama bekerja, ibunya kerap mendapat perlakuan tidak menyenangkan, bahkan kasar, hingga akhirnya memilih mundur. Perseteruan pun dimulai dan berujung pada pelaporan hukum. (aan/mzm)

Pos terkait