Dispangtan Kota Malang: Jumlah Peternak Ayam Petelur Semakin Berkurang

Kepala Dispangtan Kota Malang, Slamet Husnan, menyoroti penyebab menurunnya jumlah peternak ayam petelur. (ws13)

Malang, SERU.co.id – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Malang menyoroti jumlah peternak ayam petelur. Dimana jumlah peternak ayam petelur di Kota Malang semakin berkurang.

Kepala Dispangtan Kota Malang, Slamet Husnan mengatakan, pemenuhan kebutuhan telur ayam bisa dibilang terbatas. Pasalnya, jumlah peternak ayam petelur di Kota Malang kian hari semakin berkurang.

Bacaan Lainnya

“Potensi peternakan ayam petelur di Kota Malang tidak mencukupi. Karena jumlah peternak semakin berkurang,” seru Slamet, usai meninjau lokasi peternakan ayam petelur di Kelurahan Wonokoyo, Kamis (13/3/2025).

Slamet mengatakan, ada banyak faktor yang menyebabkan jumlah peternak semakin berkurang. Salah satu faktor terkait penyusutan lahan peternakan akibat semakin padatnya pemukiman di Kota Malang.

“Kalau dulu lahan peternakan jauh dari pemukiman, sekarang terdesak pemukiman. Banyak perumahan-perumahan baru dibangun di tempat yang dekat lahan pertanian dan peternakan,” ungkapnya.

Dampak dari pembangunan perumahan baru menyebabkan lahan pertanian dan peternakan kian terdesak dan menyusut. Sedangkan idealnya lahan peternakan dibangun tidak terlalu dekat dengan area pemukiman.

Lahan peternakan ayam petelur milik peternak asal Kelurahan Wonokoyo mampu menghasilkan 300 kilogram telur setiap hari. (ws13)

“Jumlah peternak ayam petelur berkurang dari 12 menjadi 9 peternak. Kalau melihat kebutuhan, potensi Kota Malang tidak mencukupi secara total, sehingga diperlukan KAD (Kerja sama Antar Daerah),” tuturnya.

Meski demikian, Slamet mengungkapkan, peternak di Kelurahan Wonokoyo masih bisa memanen 300 kilogram telur setiap hari. Kondisi tersebut juga dialami oleh peternak lainnya, sehingga masih mencukupi 40 persen kebutuhan telur.

Baca juga: Dispangtan Kota Malang Fasilitasi Petani dengan Benih dan Pupuk Bersubsidi

Sementara itu, salah satu peternak ayam petelurndi Kelurahan Wonokoyo, Somad menuturkan, dirinya bisa memanen telur setiap hari. Namun jumlah telur yang dipanen mencapai kisaran 300 kilogram sekali panen.

“Alhamdulillah, lancar. Setiap hari panen dan setelah panen barangnya langsung diambil oleh pembeli,” katanya.

Baca juga: Sinergisitas Polresta Malang Kota dan Dispangtan Dukung Asta Cita Ketahanan Pangan

Somad menilai, terkadang dirinya tak mampu memenuhi kebutuhan pasar. Hal itu karena kebutuhan pasar tidak sebanding dengan jumlah telur hasil panen.

Meski demikian, jumlah permintaan barang juga tidak menentu. Ia mencontohkan, pada momen Ramadan ini, permintaan barang justru berkurang hingga berdampak pada penurunan harga jual.

“Harganya sekarang Rp22.000 per kilogram. Harga menurun karena permintaan berkurang,” pungkasnya. (ws13/rhd)

Pos terkait