Dispangtan Kota Malang Jelaskan Cara Pengelolaan Limbah Hewan Kurban Cegah Pencemaran

Dispangtan Kota Malang Jelaskan Cara Pengelolaan Limbah Hewan Kurban Cegah Pencemaran
Kepala Dispangtan Kota Malang menjelaskan cara pengelolaan limbah hewan kurban. (ws13)

Malang, SERU.co.id – Limbah sisa penyembelihan hewan kurban berpotensi menimbulkan pencemaran jika tidak dikelola dengan baik. Oleh karena itu, Dispangtan Kota Malang menjelaskan cara pengelolaan limbah yang efektif mencegah pencemaran.

Kepala Dispangtan Kota Malang, Slamet Husnan mengungkapkan, kebersihan hewan kurban perlu diperhatikan. Tidak hanya saat masa perawatan, tapi juga setelah hewan kurban disembelih, agar tidak mencemari lingkungan.

Bacaan Lainnya

“Limbah seperti isi lambung hewan kurban atau rumen, dinilai memiliki manfaat bagi alam. Seperti digunakan menjadi pupuk alami yang terbebas dari bahan kimia buatan. Biasanya banyak (limbah) yang dipendam, tapi yang bisa dimanfaatkan kembali itu dicuci di sungai,” seru Slamet.

Slamet menuturkan, pembuangan rumen di sungai sebenarnya bermanfaat bagi alam. Akan tetapi, dengan catatan tidak dibuang berlebihan, agar tidak terjadi pencemaran.

“Rumen justru mengaktifkan mikroba di sungai, tanaman sungai. Kecuali dalam satu peternakan besar, kemudian limbahnya dibuang dalam 1 titik, itu yang tidak boleh,” ungkapnya.

Hewan kurban yang masih dirawat maupun sudah disembelih, berpotensi menghasilkan limbah. (ws13)

Masyarakat diimbau memanfaatkan sisa penyembelihan yang masih bisa dimanfaatkan atau diolah, seperti jeroan. Tujuannya, agar semakin sedikit yang terbuang dan pemanfaatannya lebih optimal.

Selama Iduladha, limbah sisa penyembelihan hewan kurban yang dipotong di RPH langsung dikelola RPH. Sedangkan yang disembelih di masjid-masjid di Kota Malang biasanya dikubur atau dibersihkan di sungai.

Sementara itu, Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dispangtan Kota Malang, drh Anton Pramujiono menyampaikan, kebutuhan hewan kurban. Diperkirakan, kenaikan kebutuhan hewan kurban sebesar satu persen.

Baca juga: FKH UB Edukasi Manajemen Kurban dengan Prinsip Ihsan dan Higienis ke Anggota DMI dan Juleha

“Prediksi kami setelah melihat situasi dan kondisi Kota Malang yang sudah stabil, kemungkinan naik 1 persen. Karena kestabilan kondisi penanganan penyakit, tidak ada kasus lagi dan kemungkinan meningkatnya kesadaran masyarakat untuk berkurban,” urai Anton.

Anton memastikan, kebutuhan hewan kurban dipasok dari daerah sekitar, seperti Kabupaten Malang, Kabupaten Blitar dan Kabupaten Pasuruan. Sementara Kota Malang, bukan sentra peternakan, sehingga yang banyak hanya tukang jagal.

“Prediksi kebutuhan hewan kurban Kota Malang, sapi 1.800 ekor, kambing 5.200 ekor dan domba 500 ekor. Prediksi ini berdasarkan data pemotongan tahun kemarin,” tandasnya. (ws13/rhd)

Pos terkait