Geluti Usaha Pembesaran Ayam Petelur Jantan, Peternak Milenial di Wagir Raup Omzet Puluhan Juta

Proses pemberian pakan pada ayam petelur jantan oleh owner. (Seru.co.id/wul) - Geluti Usaha Pembesaran Ayam Petelur Jantan, Peternak Milenial di Wagir Raup Omzet Puluhan Juta
Proses pemberian pakan pada ayam petelur jantan oleh owner. (Seru.co.id/wul)

Malang, SERU.co.id – Peternak ayam milenial, Afrizal Mahbub Efendi (30), warga Desa Jedong, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang memiliki usaha pembesaran ayam pedaging petelur berjenis kelamin jantan. Kini usaha yang diberi nama Pitikologo itu, sudah bisa menghasilkan omset hingga puluhan juta dalam sekali panen.

Pemilik usaha Pitikologo, Afrizal Mahbub Efendi menerangkan, pemilihan usaha tersebut dinilai sangat menguntungkan serta hasil produksi mudah terserap di pasaran. Selain itu, usaha pembesaran ini juga ramah dilakukan di lingkungan padat penduduk.

Bacaan Lainnya

“Dengan keuntungan teknisnya dengan manajemen yang bagus ada kelebihannya bisa terserap secara luas. Serta faktor ayamnya tidak berbau,terus lagi ayamnya tidak ayam besar jadi secara kotorannya tidak begitu bau,” seru Afrizal, saat dikonfirmasi SERU.co.id.

Dirinya mengaku, sudah menjalankan usaha peternakan ayam petelur jantan tersebut sejak Oktober 2023 lalu. Menurutnya, usaha ayam ini lebih menguntungkan dibandingkan usaha ayam ras pedaging biasanya serta penyerapan pasarnya juga sangat bagus.

“Latar belakang memang kita lihat pasar memang serapannya kok luas, pemasaranya juga lebih enak. akhirnya saya memutuskan terjun di bidang ini. Pemasaranya bisa di Jawa Timur, tapi masih belum ke seluruh Jawa Timur sudah habis di lokal sini aja,” terangnya.

Ia menyebut, ayam petelur jantan ini akan bisa dipanen selama masa pembesaran selama 60 hari atau dua bulan. Dan biasanya ayam-ayam itu dijual dengan kondisi masih hidup. Setiap satu ekor ayam biasanya memiliki berat 800 gram hingga 1 kilogram.

“Penjualan tonase hidup. Harga terakhir Rp32-34 ribu. Ayam broiler Rp18-20 ribu. Itu dari peternak,” ungkapnya.

Afrizal mengaku, dalam satu kali panen ayam-ayam tersebut dirinya akan mendapatkan laba kotor, kurang mencapai hingga Rp60 juta.

ia juga menjelaskan, jika rasa ayam petelur jantan itu memiliki perbedaan dengan ayam pedaging. Ayam ini memiliki tekstur yang hampir menyerupai ayam kampung sehingga sedikit alot.

“Untuk ayam biasa ada, ayam broiler itu ayam ras pedaging. Jadi memang khusus untuk diambil dagingnya, tapi kan teksturnya lembek dan dari lingkungan agak bau gitu ya. Cuma kalau ayam ini, lebih mirip ke ayam kampung. Jadi teksturnya yang agak alot, seperti ayam kampung,” jelasnya.

“Sebenarnya segmennya cenderung ke kuliner yang khusus. Kan mungkin orang bosan makan ayam broiler, mungkin setelah Covid itu kan kan juga menjadi latar belakang gaya hidup sehat. Jadi seleranya sudah bergeser ke lebih sehat dan juga selera,” ujarnya.

Dirinya berharap, agar usahanya ini bisa lebih berkembang dan kandang yang ia gunakan untuk membudidaya ayam itu semakin banyak lagi. (wul/mzm)

Pos terkait