Sidoarjo, SERU.co.id – Ketua Komisi D DPRD Sidoarjo menyebut penyebab ambrolnya plafon kelas di SDN Sidodadi, terjadi akibat kurang standar dalam pengerjaan bangunan. Ditambah saat terjadi hujan ada kebocoran, sehingga plafon menjadi basah, kemudian lapuk dan ambrol.
Ketua Komisi D DPRD Sidoarjo, Dhamroni Chudlori menjelaskan, tidak adanya stut atau penahan galvalum plafon membuat ambrolnya atap. Selain itu, antar atap hanya dikait dengan kawat.
“Padahal bangunan ini masih tergolong baru, di tahun 2017. Namun karena pengerjaan kurang standard, jadi kurang kokoh pada bagian plafon,” seru Dhamroni Chudlori.
Dia mengimbau, pihak sekolah untuk segera melakukan pengecekan di seluruh bangunan sekolah. Termasuk atap dan beberapa bangunan baru lainnya.
“Guna menghindari musibah plafon ambrol, saya harapkan pihak sekolah melakukan pemeriksaan atap terutama genting. Sebab sekarang musim hujan rawan kebocoran, mengingat konstruksi plafon tidak standard,” katanya.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala SDN Sidodadi, Anita Wanodiya mengatakan, plafon kelas ambrol terjadi Jum’at (3/1/2025) sekitar pukul 07.05. Saat sebelum Kelas Belajar Mengajar (KBM) dimulai.
“Beruntung guru kelas langsung tanggap melindungi murid-murid dari puing material plafon yang ambrol. Sambil mengangkat tangan menahan beban sebagian puing-puing” paparnya.
Akibat insiden tersebut, ada 7 (tujuh) murid menjadi korban tertimpa puing plafon. Dari seluruh korban tidak ada yang mengalami luka fatal atau memar, namun tetap dilarikan ke puskesmas terdekat.
“Ada tujuh siswa yang menjadi korban, diantaranya lima murid perempuan dan dua pelajar laki-laki. Semuanya hanya mengalami pusing akibat tertimpa di bagian kepala,” tandasnya. (sda1/rhd)