Malang, SERU.co.id – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Malang memprediksi inflasi menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) pada akhir tahun 2024 masih terkendali. Meski menjelang nataru, secara musiman pasti ada kenaikan, namun inflasi akhir tahun 2024 tidak terlalu tinggi dan masih terkendali.
Deputi Kepala KPwBI Malang, Dedy Prasetyo mengatakan, inflasi terkendali tak lepas dari sinergi antara Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan Bank Indonesia (BI) menjalankan berbagai program strategis. Mulai dari Gerakan Pangan Murah hingga pemantauan harga dan stok bahan pokok menjelang Natal-Tahun Baru (Nataru).
“Menjelang nataru, secara musiman pasti ada kenaikan, namun tahun ini naiknya tidak terlalu tinggi, tapi masih terkendali. Bawang merah, tomat dan beberapa sayuran sedikit naik, karena masa panen hortikultura yang telah usai. Daging ayam dan telur mulai naik, karena mahalnya pakan unggas, stok dan permintaan yang naik. Tapi secara keseluruhan masih wajar dan terkendali,” seru Dedy, mewakili Kepala Perwakilan BI Malang, Febrina.
Menurutnya, inflasi yang terkendali lantaran tidak terlepas dari peran dan koordinasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID). Dimana TPID masing-masing aktif melakukan pemantauan, pasar murah, operasi pasar dan sidak. Serta memastikan stok dan harga tidak mengalami gejolak yang mengkhawatirkan, dengan kata lain masih terkendali.
Merujuk catatan sebelumnya, dalam 5-7 bulan dari 11 bulan pada tahun 2024, Kota Malang mengalami deflasi. Sementara angka inflasi lebih rendah sepanjang tahun 2024, menjadikan inflasi yang terjadi secara umum masuk dalam kategori terkendali. Bahkan inflasi 2024 lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya.
“Sejak awal tahun, kontribusi cukup besar pada harga beras tidak banyak mengalami perubahan, bahkan cenderung kembali turun beberapa bulan terakhir. Komoditas lainnya seperti cabai dan bawang tidak mengalami perubahan signifikan, karena distribusinya merata. Harga gula dan bawang juga bagus, meski gula sempat langka dan bawang akhir-akhir ini sedikit naik,” beber Dedy.
Terkait inflasi awal tahun dan puasa pada bulan Februari-Maret, pihaknya belum bisa memprediksi. Sebab cuaca ekstrim cukup berpengaruh, dan akan berdampak pada gangguan produksi.
“Harapannya, masih terkendali pada standar inflasi nasional 2,5 plus minus 1,” tandasnya. (rhd)