Gus Miftah Putuskan Mundur di Tengah Tekanan Publik

Gus Miftah mengajukan pengunduran diri sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan. (ist) - Gus Miftah Putuskan Mundur di Tengah Tekanan Publik
Gus Miftah mengajukan pengunduran diri sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan. (ist)

Sleman, SERU.co.id – Miftah Maulana Habiburrahman atau akrab disapa Gus Miftah, resmi mengajukan pengunduran diri sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan. Pernyataan tersebut ia sampaikan dalam konferensi pers di Pondok Pesantren Ora Aji, Sleman, Jumat (6/12/2024). Keputusan ini datang di tengah desakan publik, termasuk petisi daring yang telah mengumpulkan lebih dari 313.655 tanda tangan.

Meski demikian, Gus Miftah menegaskan, keputusannya murni berasal dari rasa tanggung jawab dan penghormatannya kepada Presiden Prabowo Subianto serta masyarakat Indonesia. Bukan karena tekanan pihak luar.

Bacaan Lainnya

“Hari ini dengan segala kerendahan hati dan ketulusan, saya memutuskan untuk mengundurkan diri dari tugas saya. Keputusan ini telah saya renungkan dengan sangat mendalam,” seru Gus Miftah.

Ia menegaskan, keputusan tersebut diambil bukan karena tekanan atau permintaan pihak tertentu. Melainkan karena rasa hormat dan tanggung jawabnya kepada Presiden Prabowo Subianto dan masyarakat Indonesia.

Menurut Gus Miftah, pengunduran dirinya bukanlah akhir perjalanan, melainkan awal dari langkah untuk memberikan kontribusi yang lebih luas. Ia menekankan, pengabdian kepada bangsa tidak terbatas pada jabatan atau kedudukan tertentu.

“Sebagai seorang pendakwah dan pelayan umat, saya merasa pengabdian saya mencakup seluruh ruang di mana saya bisa memberikan manfaat,” ungkapnya.

Ia juga mengutip seorang tokoh besar yang mengatakan, jabatan hanyalah titipan sementara untuk berbuat kebaikan.

Pengunduran diri Gus Miftah terjadi di tengah gelombang kritik yang terus menguat di media sosial. Sebuah petisi yang digagas oleh Dika Perkasa untuk menolak Gus Miftah sebagai utusan khusus telah ditandatangani lebih dari 313.655 orang hingga Jumat siang.

Peristiwa ini bahkan menarik perhatian internasional, termasuk Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, yang disebut turut mengamati dinamika tersebut. (aan/mzm)

Pos terkait