Gotong Royong Komunitas, Mudahkan Literasi
Kota Malang, SERU.co.id – Agar bisa menyetarakan akses literasi di seluruh Indonesia, memang bukan perkara mudah. Faktor jarak dan waktu menjadi salah satu penyebab harga buku berlipat. Hal ini menjadi pekerjaan rumah (PR) panjang yang harus dicari solusinya. Tak hanya PR bagi pemerintah, namun perorangan atau komunitas yang bersentuhan langsung dengan dunia literasi, baik di pelosok maupun pusat kota.
Melalui gotong royong lintas komunitas literasi, pegiat literasi dan penerbit dari seluruh Indonesia yang bahu membahu, Patjar Merah mencoba menyelesaikan PR tersebut. Buku berkualitas namun murah tersebut didapat melalui negosiasi dengan banyak penerbit, agar mereka mau memberikan harga khusus.
Baca Juga http://seru.co.id/siapa-bilang-literasi-indonesia-rendah/
“Kami tidak terima literasi Indonesia dibilang minat bacanya rendah. Buktinya, setiap kali membuat acara seperti ini selalu yang datang ribuan orang dan itu di dominasi anak muda. Seperti di Malang, dalam 3-4 hari pertama menyentuh angka 10 ribuan. Kalau ada yang berpikir buku di sini murah karena kualitasnya buruk, itu salah besar. Justru berkualitas, namun murah,” jelas penggagas Patjar Merah, Windy Ariestanty.
Nama Patjar Merah terinspirasi dari buku karya Ratumona, yang mengisahkan Tan Malaka. Sebelumnya, Patjar Merah digagas dan didirikan pada Desember 2018, dan pertama kali roadshow di Yogyakarta, dan Kota Malang menjadi kota kedua.
Hadir para kreator lintas bidang untuk menciptakan diskusi literasi yang setara, diantaranya Reda Gaudiamo, Ivan Lanin (@ivanlanin), Alexander Thian (@amrazing), Ria Papermoon (@riapapermoon), Seno Gumira Ajidarma, Windy Ariestanty (@windy_ariestanty), Puthut EA, Restu Utami Dewi (Praktisi Kuliner), Aan, Mansyur (@hurufkecil), Valiant Budi Yogi (@vabyo), Syahid Muhammad (@iidmhd), dan orang-orang di balik media digital. “Secara bergantian dalam suasana fun, mereka berbagi ilmu dengan gaya mereka,” tandas Windy. (rhd)