Malang, SERU.co.id – Terkuak informasi bahwa HM Anton saat menjabat Wali Kota Malang periode 2013-2018, tak mau ambil hak gajinya. Hal tersebut diakui pria yang akrab disapa Abah Anton. Menurutnya gaji yang berasal dari rakyat tersebut dikembalikan untuk kepentingan masyarakat Kota Malang.
Abah Anton menyampaikan, selama ini baik sebelum dan sesudah menjabat Wali Kota Malang, dirinya sudah terbiasa melakukan kegiatan sosial. Ketika dirinya menjabat sebagai Wali Kota Malang, Abah Anton bersyukur bisa memimpin Kota Malang. Dan mensejahterakan masyarakat tidak mampu atau yang membutuhkan, baik melalui gajinya maupun kebijakan Pemkot Malang.
“Alasannya simpel, gaji itu kan dari rakyat dan kembali untuk rakyat. Jadi gaji tersebut saya kumpulkan dan digunakan kembali untuk kegiatan sosial, sehingga nilainya jadi lebih besar,” seru Abah Anton, kepada SERU.co.id dalam suatu kesempatan.
Disinggung, apakah hal tersebut akan kembali dilakukan jika dirinya terpilih kembali menjadi Wali Kota Malang periode 2024-2029. Abah Anton tegas akan berkomitmen melakukan hal yang sama, tidak mengambil gaji sebagai Wali Kota Malang.
“Sama, kami berkomitmen seperti itu, karena sudah diminta oleh para kyai, ulama dan habib. Untuk benar-benar memimpin dan berjuang totalitas demi warga Kota Malang,” tegasnya.
Hal ini dibenarkan oleh Imam Rofi’i, mantan Sekretaris Pribadi (Sekpri) Abah Anton. Imam menjadi saksi langsung terhadap kebijakan tak tertulis yang begitu mulia, tersembunyi bertahun-tahun dan menjadi rahasia umum.
Menurut Imam, setiap bulan ia yang memegang rekening gaji Abah Anton saat menjabat Wali Kota Malang. Bahkan gaji tersebut tidak pernah diminta, hingga akhirnya menumpuk sampai ratusan juta rupiah.
“Saat gaji beliau sudah lebih dari Rp100 juta, justru saya yang proaktif mengingatkan Abah Anton. Bagaimana Bah, gaji ini sudah lebih dari seratus juta, dicairkan kah?” tanya Imam, kepada Abah Anton kala itu.
Jawaban Abah Anton yang diterima Imam selalu sederhana dan tak terduga.
“Cairkan saja, dan belikan sembako untuk keperluan santunan anak yatim.” tegas Abah Anton, ditirukan Imam.
Bahkan selama lima tahun menjabat, lanjut Imam, hak gaji seorang Wali Kota tidak pernah dimanfaatkan untuk keperluan pribadi Abah Anton. Namun, gaji tersebut disalurkan kepada mereka yang lebih membutuhkan, seperti anak yatim dan masyarakat miskin.
“Saya tidak ingin berlebihan dalam menceritakan. Tetapi ini adalah kenyataan yang saya alami sendiri sebagai saksi langsung,” ucap Imam.
Baca juga: Tak Hanya Istighosah, Emak-emak Majelis Cinta Umat Dukung Abah Anton
Menurutnya, pengabdian dan kepedulian terhadap sesama yang dilakukan oleh Abah Anton benar-benar tulus. Sekaligus menunjukkan bahwa jabatan bukanlah soal keuntungan pribadi, melainkan tentang bagaimana bisa memberi dampak positif bagi masyarakat yang lebih luas.
Sayangnya, ketulusan Abah Anton disalahgunakan oleh orang-orang di sekitarnya, hingga dirinya salah memberikan tanda tangan kebijakan. Padahal tak sepeserpun Abah Anton mengutip uang negara yang dikorupsi ‘komplotan’ yang terjerat tsunami korupsi tahun 2018 tersebut. (rhd)