Malang, SERU.co.id – Festival Sastra Kota Malang 2024 kembali hadir dengan mengusung tema ‘Jelajah Cita Rasa’, mulai Kamis-Minggu (26-29/9/2024) di Critasena. Festival yang memadukan sastra dan kuliner ini menghadirkan sejumlah sastrawan dan seniman terkemuka serta menyuguhkan panggung sastra, pasar buku dan penampilan seni. Festival ini cocok dikunjungi oleh para pecinta sastra, kuliner dan seni dari berbagai kalangan, secara individu, berpasangan maupun kolektif.
Manajer Festival Sastra Kota Malang 2024, Dewi R Maulidah menjelaskan, sejak pra-festival, antusiasme sudah terasa dengan digelarnya Sayembara Cerita Pendek se-Jawa Timur. Sepuluh karya terbaik akan diterbitkan dan diluncurkan dalam puncak acara festival. Selain itu, sebuah lokakarya sastra untuk pelajar se-Malang Raya juga menjadi bagian dari rangkaian acara pra-festival.
“Tema ‘Jelajah Cita Rasa’ dipilih untuk mempertemukan berbagai elemen sastra seperti penulis, pembaca, hingga pelaku seni dalam satu wadah berbagi pengetahuan. Tema ini juga berkaitan dengan perjalanan kuliner dan sastra, mencakup gastronomi sastra dan cerita-cerita kuliner bersejarah,” seru Dewi, Rabu (25/9/2024).
Puncak acara akan menghadirkan sejumlah sastrawan dan seniman kenamaan. Seperti Afrizal Malna, Yusi Avianto, Reda Gaudiamo dan masih banyak lagi. Penampilan teater, pembacaan puisi dan musik juga akan turut memeriahkan festival ini.
Ketua , Denny Mizhar menyatakan, festival ini merupakan evolusi dari Pekan Sastra Kota Malang yang pertama kali digelar pada 2018. Sejak itu, format acara diubah menjadi festival dengan durasi yang lebih fleksibel.
“Jadi memungkinkan lebih banyak aktivitas kreatif dan interaktif. Festival Sastra Kota Malang diharapkan dapat berlangsung secara rutin, baik tahunan maupun dua tahunan. Kegiatan ini terselenggara atas Bantuan Pemerintah Bidang Kebahasaan dan Kesastraan: Penguatan Komunitas Sastra,” ujar Denny.
Denny menegaskan, festival ini tidak hanya berfokus pada sastra, tetapi juga kuliner sebagai bagian dari kajian gastronomi. Malang dan kuliner adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan.
“Gastronomi sastra meliputi ritual pangan, berbagai cerita resep kuno atau khas tertentu, hingga aspek lingkungan yang mempengaruhi berbagai rantai pangan. Termasuk juga cita rasa makanan-minuman rempah, cita rasa bersastra dan berbagai cerita rasa yang dikemas dalam bentuk karya sastra,” urainya.
Pemaknaan itu dapat disederhanakan, bahwa perjalanan hingga jamuan menuju cita rasa (pangan) dalam karya sastra merupakan fenomena manusia yang terus menarik untuk dijelajahi. Kemudian dikembangkan dan diarsipkan dengan perayaan sastra.
Senada, Manajer Acara Festival Sastra Kota Malang 2024, Ajun Nimbara mengungkapkan, tema tersebut tidak hanya membahas tentang kuliner di Malang. Namun juga membahas karya sastra tentang kuliner dari penulis nasional maupun penulis dari Malang.
“Kita akan menggali lebih dalam bagaimana kuliner, seperti tempe ikonik, dapat dihubungkan dengan sastra,” ujar Ajun
Selain kegiatan sastra, pengunjung dapat menikmati pasar buku dari penerbit-penerbit alternatif serta berbagai penampilan seni yang diadakan di lokasi strategis Critasena. Tujuannya agar menarik lebih banyak minat anak muda Malang terhadap dunia sastra.
“Festival Sastra Kota Malang 2024 diharapkan menjadi perayaan kolaboratif antara sastra, seni dan kuliner sekaligus memperkaya budaya lokal Malang,” pungkasnya. (afi/ono)