Wiralagabae, Sulap Limbah Kain Jadi Tas Estetik Bernilai Tinggi

Wiralagabae, Sulap Limbah Kain Jadi Tas Estetik Bernilai Tinggi
Tas estetik Wiralagabae dari limbah kain cover kasur. (ist)

Sidoarjo, SERU.co.id – Bisnis yang mengusung inovasi produk ramah lingkungan makin menjamur di tanah air. Bukan hanya bisnis daur ulang alias recycle, namun pengusaha upcycle pun bermunculan. Salah satunya, ‘Wiralagabae’ merupakan produk limbah kain yang disulap jadi tas estetik bernilai tinggi.

Pemilik brand Wiralagabae, Wira Laga Bachtiar mengatakan, dirinya menjual produk tas-tas premium dengan bahan daur ulang. Wiralagabae berhasil mendapat perhatian pasar fashion Indonesia, terutama di industri fashion ramah lingkungan.

Bacaan Lainnya

”Bahan yang saya pakai termasuk cover kasur dan jeans bekas yang sudah tidak terpakai,” seru Wira, sapaan content creator muda asal Sidoarjo, dalam program podcast Cerita Joni yang ditayangkan di youtube JNE ID (https://bit.ly/Wiralagabae).

Cerita Joni merupakan program podcast yang diproduksi JNE tentang kisah-kisah inspiratif enterpreneur dan UMKM di Indonesia. Di Cerita Joni, Wira mengaku, awalnya mengumpulkan bahan daur ulang dari pakaian bekasnya sendiri. Namun, dia kini telah menjalin kerjasama dengan beberapa pemasok untuk meningkatkan produksi dan variasi produk.

Baca juga: JNE dan Shopee Beri Pelatihan Gollaborasi 2024, Dongkrak Kreatifitas UMKM

Dari sana, dia memanfaatkan media sosial untuk mempromosikan produknya, membuat konten menarik yang berhasil mendatangkan banyak pembeli baru. Tentu saja, Wira juga harus menghadapi tantangan besar industri fashion.

“Tantangannya, perputaran tren fashion yang sangat cepat. Model yang populer bulan ini bisa jadi sudah berganti bulan depan. Ini mendorong saya untuk terus berinovasi dan menciptakan desain baru,” terangnya.

Podcast Cerita Joni mengupas Wiralagabae di youtube JNE ID. (ist)

Untuk terus bertahan, Wiralagabae fokus pada pembuatan tas yang berkelanjutan dan tahan lama. Misalnya, desain yang sustain dan long lasting, sehingga, produknya bisa dipakai dalam jangka waktu yang lama.

Saking populernya, Wira mengungkapkan, beberapa barang tiruan tasnya dijual dibawah harga jual tas Wiralagabae. Dimana harga barang tiruan tersebut jauh di bawah harga jual tas asli Wiralagabae di kisaran Rp 300 ribu.

Baca juga: JNE Sahabat UMKM, Komitmen Tumbuh dan Berkembang Bersama

“Tidak apa-apa, karena saya tidak bisa memaksakan orang membeli tas saya,” ucapnya.

Soal inspirasi, Wira menyebutkan, Diana Rikasari -desainer Indonesia yang kini tinggal di Swiss- menjadi salah satu idolanya dalam berkarya. Melalui interaksi di media sosial, mereka telah menjalin pertemanan dan saling bertukar pikiran. Hal ini diakui sangat memperkaya kreativitas Wiralagabae.

Wira memberikan tips untuk generasi muda yang ingin membangun brand. Yaitu menekankan pentingnya membangun citra diri di era digital untuk mempermudah membangun koneksi.

Baca juga: Jasa Pengiriman Barang Saat Ramadan Naik Hingga 30 Persen

“Kerjasama dengan jasa pendukung, seperti kurir juga penting. Pada awal pengantaran, saya melakukan sendiri ke outlet JNE yang dekat dari rumah. Seiring waktu, kini barangan Kirman produk langsung dijemput oleh kurir, karena  jumlah orderan banyak,” cerita Wira.

Kesuksesan Wiralagabae membuktikan industri fashion ramah lingkungan di Indonesia memiliki potensi besar. Baik sebagai bisnis yang menguntungkan sekaligus memberikan dampak positif bagi lingkungan.

Baca juga: Jasa Pengiriman Barang di Batu Mulai Menunjukkan Peningkatan

Branch Manager JNE Sidoarjo, Adhitya Rizkiwahana menyampaikan, pihaknya memberikan dukungan penuh terhadap Wiralagabae sebagai brand lokal dari Sidoarjo.

”Salah satunya melalui program hemat ongkir, sehingga brand lokal dapat makin dikenal di seluruh negeri. Ini sejalan dengan tagline “Connecting Happiness,” ungkapnya.

Adhitya menegaskan, JNE terus berinovasi dan beradaptasi terhadap perubahan pasar. Sehingga pihaknya bisa menjadi mitra terpercaya bagi UMKM dalam mencapai kesuksesan, serta mendorong pertumbuhan ekonomi. (*/rhd)

Pos terkait