Bondowoso, SERU.co.id – Saat ini petani mengalami kesulitan untuk mendapatkan pupuk bersubsidi, karena jatahnya memang dikurangi hingga 50%. Namun ditengarai, ada yang mengambil dibalik langkanya pupuk ini.
Oleh karena itu, Bupati Bondowoso, Drs. KH. Salwa Arifin akan memaksimalkan penggunaan Kartu Tani sebagai langkah antisipasi penyalahgunaan pupuk bersubsidi ini.
“Banyak keluhan dari petani langkanya pupuk bersubsidi. Untuk itu kami akan memaksimalkan penggunaan Kartu Tani, agar pupuk bersubsidi penyalurannya tepat sasaran”, kata Kyai Salwa, sapaan Bupati Bondowoso.
Dihubungi terpisah, Asisten II Bagian Ekonomi dan Administrasi Pemkab Bondowoso, dr. Agus Suwardjito mengatakan, kelangkaan pupuk bersubsidi tidak hanya terjadi di Bondowoso, tapi juga didaerah lain.
Salah satu penyebabnya, kata mantan Direktur Rumah Sakit Daerah dr. H. Koesnadi ini, keterlambatan penyelesaian elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (e-RDKK).
Ditambahkan, keterlambatan penyelesaian e-RDKK berdampak pada pengiriman pupuk bersubsidi dari Produsen ke Distributor. Dan begitu seterusnya hingga pendistribusian pada petani juga terlambat.
“Informasi yang saya dapat, Pemprov Jatim sedang mengajukan pengiriman pupuk bersubsidi pada Pemerintah Pusat, namun barangnya habis”, kata Agus sapaannya.
Agus berharap, quota pupuk bersubsidi untuk petani Bondowoso segera dikirim. Agar pada musim tanam ini, petani tidak mengalami kesulitan. Kalau ini terjadi, bisa berakibat gagal panen.
Alhamdulillah, lanjutnya, petani Bondowoso mendapat jatah pupuk bersubsidi 21 ton. Padahal sesuai Permentan, Bondowoso hanya di jatah 20 ton. Karena tahun sebelumnya, sebelum dikurangi 50%, kita mendapat 40 ribu ton pupuk bersubsidi. (sam)
Komentar ditutup.