Lumajang, SERU.co.id – Guna mengurangi kawasan pemukiman kumuh, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lumajang bekerja sama dengan Politeknik Negeri Malang (Polinema) PSDKU Lumajang melaksanakan penelitian dan pengabdian masyarakat. Kerja sama bertemakan ‘Pengembangan Sistem Pengambil Keputusan Kawasan Kumuh Dinamis Berbasis WebGIS dalam Upaya Pengembangan Lumajang Smart City.’ Melalui pendanaan Dana Padanan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi.
Ketua Dinas Perumahan Dan Kawasan Pemukiman (DPKP) Lumajang, Teguh Hari Nugroho menyatakan, implementasi WebGIS ini merupakan langkah maju modernisasi tata kelola perkotaan di Lumajang. Tujuh parameter kumuh yang ditinjau adalah kondisi bangunan gedung, indikator jalan lingkungan, penyediaan air minum, drainase, pengelolaan air limbah, kondisi pengelolaan sampah, dan proteksi kebakaran.
“Dengan teknologi ini, kita bisa melihat kondisi lapangan secara lebih nyata dan mengambil keputusan yang lebih baik. Untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat di kawasan yang teridentifikasi sebagai kumuh,” seru Teguh Hari Nugroho.
Menurutnya, sistem pengambil keputusan ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah daerah untuk mencapai target penanganan kawasan kumuh. Sebagaimana program sistem pengambilan keputusan kawasan kumuh dinamis berbasis WebGIS.
Ketua Pengusul Program dari Polinema, Nain Dhaniarti Raharjo mengungkapkan, inisiatif ini lahir dari kebutuhan mendesak untuk meningkatkan efektivitas penanganan kawasan kumuh. Menurutnya, dengan memanfaatkan teknologi WebGIS, pemerintah daerah dapat mengidentifikasi kawasan kumuh secara lebih tepat. Serta memantau perubahan kondisi di lapangan dan mengambil keputusan yang lebih terinformasi.
“Sistem ini dirancang untuk memberikan solusi yang lebih dinamis dan responsif terhadap perubahan kondisi di lapangan. Dengan WebGIS, kita bisa melihat secara real-time di mana saja terjadi penurunan kualitas lingkungan. Agar segera menentukan langkah-langkah penanganan yang diperlukan,” ujar Nain, sapaan akrabnya.
Lebih lanjut, Nain menekankan, pentingnya kolaborasi antara pemerintah, akademisi dan masyarakat dalam implementasi program ini.
“Ini bukan hanya soal teknologi, tapi tentang bagaimana kita bisa bekerja sama menciptakan lingkungan yang lebih baik bagi semua warga Lumajang,” tegasnya.
Senada, Wakil Direktur IV, Prof Ratih Indri Hapsari mengungkapkan, adanya sistem ini, pihaknya dapat memastikan setiap keputusan yang diambil. Didasarkan pada data yang akurat dan terkini, sehingga penanganan kawasan kumuh dapat dilakukan lebih efektif dan efisien.
“Kami berharap, program ini dapat menjadi langkah awal yang signifikan dalam mewujudkan lingkungan yang lebih layak huni bagi seluruh masyarakat,” ungkap Prof Ratih, diamini Wakil Direktur I Kurnia Ekasari. (rhd)