Jember, SERU.co.id – Beberapa siswa dan siswi asal Papua dari SMAN Kalisat dihadang dan dihentikan saat mengikuti kegiatan karnaval peringatan HUT ke-79 RI oleh sekelompok mahasiswa yang disinyalir merupakan anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM). Kejadian tersebut terjadi saat pelaksanaan karnaval budaya di Kecamatan Kalisat, bahkan siswa dan siswi asal Papua itu sempat diamankan di Mapolsek Kalisat.
Kejadian itu terjadi sekitar pukul 10.30 WIB dan bermula saat sejumlah siswa-siswi asal Papua yang mengikuti kegiatan karnaval start dari Stadion Singojoyo Desa Glagahwero hingga finish Lapangan Aspol Kalisat dengan Defile Papua.
Menurut Sita, saksi mata di lokasi kejadian mengatakan, saat itu ketika hendak diberangkatkan dari garis start, tiba-tiba ada sekelompok mahasiswa Papua yang menghadang siswa-siswi dari Defile Papua tersebut.
“Paling ada 12 orang dari Papua juga yang tiba-tiba datang terus menghadang anak-anak Papua yang mau diberangkatkan dari start. Itu agak lama dan sempat cekcok disitu, terus akhirnya polisi datang dan anak-anak Papua itu dibawa ke Polsek,” kata Sita, Selasa (27/8/2024).
“Kalau yang saya dengar itu, katanya yang menghadang itu seniornya, sama-sama dari Papua juga. Kalau alasan dihadangnya tidak tahu kenapa,” sambungnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Pelaksana, Satriyo menyebut kelompok yang menghadang dan tidak memperbolehkan siswa-siswi Papua untuk ikut karnaval disinyalir merupakan anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM), terlihat dari gelang yang digunakan.
“Jadi memang saat itu ada penyusup yang masuk di acara karnaval kami. Penyusup-penyusup itu kalau kami lihat dari gelangnya merupakan anggota OPM. Mereka yang mengaku mahasiswa itu menyusup kemudian menghadang junior-juniornya dari SMAN Kalisat yang sedang ikut karnaval,” jelas Satriyo.
“Karena kita ingin acara tetap berjalan kondusif, akhirnya kelompok penyusup dan siswa-siswi Papua dari SMAN Kalisat itu dibawa ke Polsek Kalisat untuk kita mediasi,” sambung Sekcam Kalisat itu.
Satriyo mengungkapkan, alasan kelompok yang diduga OPM itu menghadang dan menghentikan juniornya yang tengah ikut karnaval adalah karena tidak mau mengakui jika mereka adalah Warga Negara Indonesia (WNI).
“Kalau alasannya ya karena ini kan karnaval memperingati kemerdekaan Indonesia, nah mereka (kelompok penyusup) ini nggak mau disebut sebagai WNI. Mereka ini maunya disebut warga Papua yang merdeka,” jelasnya.
Sementara itu, Kapolsek Kalisat, AKP Bambang Hermanto mengatakan, kelompok yang tiba-tiba menghentikan dan menghadang jalannya karnaval itu mengatasnamakan diri mereka AMP.
“Dalam pelaksanaan kegiatan karnaval siswa dari Papua yang mengikuti kegiatan tersebut ditempatkan di barisan regu kehormatan, kemudian ada senior yang mengatasnamakan Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) Jember menghentikan dengan tujuan agar tidak ikut dalam kegiatan karnaval,” ujarnya.
“Namun demikian, kami sudah melakukan proses mediasi di Polsek dan kegiatan karnaval berlanjut dengan kondisi aman hingga selesai,” imbuhnya.
Usai peristiwa tersebut, lanjut Bambang, pihak sekolah (SMAN Kalisat) langsung menggelar pertemuan dengan kelompok yang mengatasnamakan diri mereka AMP tersebut.
“Dari pertemuan itu, mahasiswa AMP Jember akan membuatkan surat pernyataan yg berisi bahwa SMA Negeri Kalisat tidak diperbolehkan siswa Papua untuk mengikuti kegiatan karnaval. Kemudian, setiap ada kegiatan yang melibatkan siswa Papua harus ada ijin dari AMP Jember,” tandasnya. (amb/mzm)