Pemkab Malang Bakal Renovasi 10 Pasar Tradisional Prioritas

Salah titik yang mengalami kerusakan dan bocor di Pasar Pakis, menjadi skala prioritas untuk direnovasi. (ist) - Pemkab Malang Bakal Renovasi 10 Pasar Tradisional Prioritas
Salah titik yang mengalami kerusakan dan bocor di Pasar Pakis, menjadi skala prioritas untuk direnovasi. (ist)

Malang, SERU.co.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang masih menunggu pencairan Perubahan Anggaran Keuangan (PAK) APBD 2024, untuk merenovasi 10 pasar tradisional yang diprioritaskan. Dimana dari 34 pasar tradisional di seluruh Kabupaten Malang tersebut, hampir semuanya membutuhkan pemeliharaan lanjutan.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Malang, Muhammad Nur Fuad Fauzi menuturkan, berdasakan perhitungan yang telah pihaknya lakukan. Kurang lebih anggaran yang diperuntukkan merenovasi 10 pasar tersebut bakal menelan angka hingga puluhan miliar.

Bacaan Lainnya

“Kalau dihitung semua, butuh sekitar Rp40 miliar untuk pemeliharaan lanjutan. Tapi kami ambil skala prioritas,” seru Fuad, beberapa waktu lalu.

Fuad membeberkan, berdasarkan informasi yang didapatkan dari para pedagang di pasar-pasar tersebut, terdapat beberapa titik lokasi mengalami bocor. Membuat air hujan masuk ke dalam kawasan pasar, sehingga menyebabkan genangan yang membuat pelanggan tidak nyaman.

Dirinya menyebut, proses renovasi pasar prioritas tersebut akan dilakukan secara bertahap, berdasarkan kerusakan yang paling mendesak. Pihaknya akan menyesuaikan terlebih dahulu dari anggaran yang bakal cair.

“Misalnya talang yang bermasalah, ya itu yang ditangani dulu. Sampai sekarang, kami juga masih menunggu alokasi anggaran yang turun,” beber Fuad.

Dikatakan Fuad, renovasi pasar tersebut merupakan salah satu upaya Pemkab Malang kembali menghidupkan kembali minat masyarakat berbelanja di pasar tradisional. Mengingat di era digitalisasi ini, banyak masyarakat yang memilih berbelanja di media sosial maupun marketplace.

“Keluhan masyarakat, belanja di pasar tradisional itu murah tetapi becek. Kalau beceknya dikurangi, jadi gerakan belanja kembali di pasar tradisional bisa diwujudkan,” tuturnya. (wul/rhd)

Pos terkait