Malang, SERU.co.id – Ketangguhan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam memulihkan perekonomian telah teruji ketika krisis moneter dan pandemi covid-19 lalu. Di balik ketangguhan UMKM tersebut, jasa ekspedisi dinilai memiliki peran penting menjadi mediator penentu sampainya barang dari penjual kepada pembeli. Salah satunya, Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) berkomitmen menjadi sahabat UMKM untuk tumbuh dan berkembang bersama.
Head Of Media Communication JNE, Kurnia Nugraha menyampaikan, JNE dan UMKM terkait erat bagaikan sisi mata uang yang tak terpisahkan. JNE terus berkembang dari waktu ke waktu hingga akan memasuki usia ke-34, dengan membersamai dan berkembang bersama para pemilik UMKM, salah satunya di Malang Raya.
“Komitmen JNE memberikan pelayanan terbaik dan memudahkan masyarakat, termasuk UMKM, dalam bidang jasa pengiriman barang. Dengan menciptakan ekosistem UMKM dan JNE tersebut, kami ingin maju dan berkembang bersama, sehingga dalam perjalanannya terbentuk networking yang lebih luas,” seru Kurnia, dalam Kopdar JNE Express bersama Jurnalis Malang, di Gin-Gin Cafe, Rabu (1/8/2024).
Menyiasati persaingan antar jasa ekspedisi lain, JNE terus berinovasi dengan beragam strategi. Selain mengupgrade sistem teknologi, pihaknya juga merawat dan mewadahi UMKM sesuai kebutuhan dan solusi atas permasalahan yang ada.
“Kami adakan workshop, pelatihan maupun program bagi teman-teman UMKM, highlight/promosi produk UMKM melalui media sosial maupun media mainstream, dan lainnya. Kekuatan kami lebih pada hubungan personal melalui diskusi, solusi dan pelayanan maksimal dengan harga ekonomis. Sebab unsur utama bisnis itu, networking, people dan kindness,” beber Kurnia.
Senada, Branch Business Partner JNE Malang, Windhiarto Yudistiro menyampaikan, pihaknya memberikan penghargaan terhadap customer loyal tanpa syarat. Menurutnya, loyalitas adalah hubungan yang baik, tanpa ada keterpaksaan, tanpa memandang produk UMKM, maupun target tertentu. Selain menjadi teman diskusi untuk mencari solusi atas permasalahan mitra UMKM.
“Kita tak pernah memberikan target untuk customer maupun UMKM, ga ada ayo target sekian biar dapat ini. Karena kami ingin maju tumbuh bersama dan berkembang bersama dengan melayani sepenuh hati serta memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi UMKM,” ungkap Adis, sapaan akrabnya.
Semangat kebersamaan tersebut terbentuk dengan seiring perjalanan antara JNE dan UMKM, hingga menularkan kepada UMKM lain. Meski secara sistem, teknologi yang dimiliki JNE terus diupgrade seiring perkembangan zaman. Namun dalam hal komplain, JNE masih menggunakan operator manusia, agar konsumen lebih nyaman dan puas.
“UMKM adalah sahabat JNE. Sehingga kami berupaya untuk berkontribusi bagi UMKM tak hanya sebagai ekspedisi, namun melayani dengan sepenuh hati dan sangat terbuka. Mungkin inilah yang membuat mitra UMKM tetap setia, meski ada jasa ekspedisi lain,” tandas Adis.
Sepakat dengan Adis, Kepala Cabang Utama JNE Malang, Windhu Abiworo mengatakan, memajukan UMKM selaras dengan memajukan perekonomian bangsa. JNE turut mengambil bagian agar barang dan jasa dari UMKM tersampaikan dengan baik dan aman kepada konsumen.
“Saat ini jamannya kolaborasi, bukan lagi kompetisi. Sehingga JNE menciptakan kolaborasi tak hanya dengan UMKM, namun juga lintas sektor salah satunya media. Sebab media merupakan salah satu pilar bangsa dan kami berharap bisa bersama-sama mendorong laju perekonomian bangsa ini,” pungkas Windhu.
Manfaat kolaborasi ini juga dirasakan oleh owner Lika Souvenir, Sulikah Handayani. Sebagai UMKM yang mulai merintis, faktor modal terbatas, bahan baku dan relasi menjadi tantangannya. Beruntungnya, JNE hadir memberikan kemudahan sistem pembayaran dan koneksi UMKM atau industri bahan baku.
“Waktu itu tagihan JNE bisa dibayar saat akhir bulan, kan lumayan bisa buat modal muter. Kemudian bahan baku yang bagus dan harganya kompetitif, itu juga dibantu oleh JNE melalui relasi atau mitranya. Jadi kayak sahabat, apapun kesulitannya, bisa bantu,” ungkap Lika, sapaan akrabnya.
Lika mengaku, perjalanan bisnisnya memang tak mudah, namun berkat keikutsertaannya dalam kelas komunitas UMKM, banyak ilmu yang didapat. Tak hanya menjalin jaringan dengan perajin level bawah dan atas, namun juga mampu mengubah mindset dan strategi yang digunakan.
“Produknya tetap boneka, namun saya ubah segmennya, abis dari mahasiswa ke pemerintahan. Tahun 2018, saya coba ikut tender pemerintah, yakni KONI Kalimantan saat menggelar Porprov. Yang dicari skala rumahan, saya menang tender dengan omzet 500 juta, karena bisa memenuhi standard dan mengalahkan 2 UMKM lain,” kilas Lika.
Menurutnya, tender tersebut memberikan pengalaman dan semangat yang luar biasa, dengan peliknya tantangan, pemilihan SDM, dan lainnya. Namun, semua kendala tersebut mampu diatasinya, khususnya masalah ekspedisi dalam jumlah besar diserahkan kepada JNE.
“Dibantu JNE untuk pengiriman dan menjadi member VIP, dengan banyak diskon dan kemudahan lainnya. Pokoknya urusan pengiriman, saya percayakan JNE,” tandas Lika. (rhd)