Jember, SERU.co.id – Di tengah meroketnya harga cabai yang menyentuh harga Rp 68.000 per kilogram, seorang pria di Jember ini masih bertahan menjual mie super pedas dengan harga yang murah meriah.
Di Jember tepatnya Perumahan Istana Tegal Besar, Blok B-40, Kelurahan Tegal Besar, Kaliwates, seorang pria bernama Yusuf Ruliansyah (32) bersama istrinya membuka kedai ‘Mie Pak Dayat’ dengan berbagai macam menu mie pedas yang ditonjolkan.
Salah satu menunya adalah ‘Mie Jebew’, mie pangsit pedas yang dijual dengan harga Rp 10.000 sampai Rp 12.000 per porsinya dengan pilihan level (tingkat kepedasan) 1-5.
Saat ditemui di kedainya, Yusuf mengatakan, jika bisa menghabiskan sampai 14 kilogram cabai setiap harinya dengan rata-rata 200 porsi mie yang terjual.
“Jadi Mie Jebew ini, sebenarnya hanya olahan mie ayam biasa. Tapi kami buat dengan cita rasa berbeda. Tidak kalah dengan mie ayam bermerek lainnya. Kebetulan resep utamanya dari bapak mertua saya Pak Dayat yang juga menjual mie ayam. Tapi oleh saya dan istri, saya olah dengan bumbu dan level pedas tertentu. Sehingga diberi nama Mie Jebew ini,” seru Yusuf, Senin (22/7/2024).

“Untuk level pedas itu kan paling utama. Kebetulan harga cabai sekarang kan mahal, sekitar Rp 60.000 per kilogram. Tapi kami tidak mengurangi kepedasannya. Kami tetap menjaga cita rasa dengan level kepedasan itu,” sambungnya.
Terkait pemilihan lokasi warung tempatnya berjualan yang berada di dalam komplek perumahan, lanjutnya, dirinya menyulap rumahnya berukuran luas 5×12 meter persegi untuk menjadi warung.
Baca juga: Ote-ote Londo Khas Jember, Kuliner Tradisional yang Masih Lestari Hingga Kini
“Untuk warung tetap rumah saya. Ya saya tinggal di sini. Tapi teras depan tempat jualan Mie Jebew ini. Ya karena modal nekat saja sih. Tapi Alhamdulillah meskipun berada di dalam perumahan. Katanya sih mie saya viral. Alhamdulillah setiap hari minimal menghabiskan 200 porsi,” ujarnya.
“Untuk porsi kami sesuaikan dengan bahan. Nah meskipun buka dari pukul 10 pagi sampai pukul 8 malam. Terkadang, saat bahan baku habis. Alhamdulillah sebelum Magrib, mie saya habis semua. Alhamdulillah,” imbuhnya.
Selain kuliner Mie Jebew yang jadi andalan, lanjutnya, juga ada menu lain yakni olahan daging ayam giling yang dibalut dengan kulit pangsit.
Baca juga: Bahan Baku Naik Dua Kali Lipat, Produsen Kripik Buah Khas Batu Putar Otak
“Kami nyebutnya Paschillo, mirip dimsum. Tapi ini beda. Paschillo ini sebenarnya akronim dari pangsit chilli oil. Bisa dirasakan sendiri rasanya. Untuk pilihan saat disajikan bisa pilih, digoreng atau dikukus,” ungkapnya.
“Untuk harga yang jelas ramah dikantong, kisaran Rp 10-15 ribu per porsi. Untuk pembeli tidak hanya dari Jember, ada dari Banyuwangi, Lumajang, Bondowoso. Bahkan pernah ada yang dari Surabaya datang ke sini, hanya beli mie. Ya Alhamdulillah,” sambungnya.
Sementara itu menurut salah satu pembeli asal Banyuwangi, Selli, ia rela jauh-jauh datang ke Jember untuk membeli satu porsi Mie Jebew bersama pacarnya. Karena menurutnya, olahan mie ayam yang dinikmatinya berbeda dengan yang lain.
Baca juga: Fauriziba Bolen, dari Usaha Rumahan Hingga Ekspor ke Paris
“Mie Jebew ini awalnya saya tahu lewat FYP di Medsos TikTok dan Instagram. Saya penasaran dan datang ke sini. Saya juga pernah lihat di Instagram pernah direview sama food vloger. Akhirnya pengen coba,” kata Selli.
Ia mengaku datang sudah tiga kali untuk menikmati Mie Jebew. Kali ini dengan mengajak pacarnya.
“Nah kebetulan pacar saya baru datang dari Banyuwangi untuk ngajak saya jalan-jalan. Saya ajak makan di sini. Katanya juga enak mienya. Tidak kalah sama yang banyak di kampus dengan mereknya yang terkenal itu. Menurut saya layak dicoba,” ucap mahasiswi di salah satu perguruan tinggi negeri di Jember itu. (amb/mzm)