Malang, SERU.co.id – Berawal dari usaha rumahan, bolen khas Malang milik Ismiati Sholihah berhasil sampai Paris. Dengan harga mulai dari R25.000-65.000, pembeli bisa merasakan bolen kaya rasa dengan isian lumer. Ke depan, Ismi berharap bisa membuka toko oleh-oleh dan mengajak pelaku UMKM lainnya bergabung.
Pemilik Fauriziba Bolen, Ismiati Sholihah bercerita, usaha bolennya dimulai sejak tahun 2018. Namun sebelumnya ia sudah merintis usaha kue kering pada tahun 2015.
“Awalnya saya ingin sekali membuat oleh-oleh khas Malang, sedangkan bolen sendiri asli dari Bandung. Akhirnya saya ambil varian khas Malang, yakni apel dan saya kasih nama ‘Bolen Malang’. Alhamdulillah, saat ini saya sudah punya satu toko dan reseller di beberapa kota,” seru Ismi saat ditemui di Faurizuba Bolen.
Lebih lanjut, Ismi mengungkapkan, saat pertama kali membuat bolen Malang, ia meminta orang terdekat untuk mencicipi. Ia mengaku banyak melakukan uji coba sampai banyak yang suka. Ia pun akhirnya mengembangkannya hingga sekarang.
“Keunikan dan keistimewaannya terletak pada pada bahan-bahan yang digunakan. Bahan maupun isiannya selalu fresh dan berkualitas. Isinya banyak, lumer di dalam, kulit krispi dan kemasannya juga premium,” bebernya.
Dikatakan Ismi, bolen buatannya sudah dipesan dari berbagai pulau bahkan keluar negeri, seperti Hongkong, Singapore, Malaysia dan Paris. Dengan omset per bulan mencapai Rp50-70 juta, ia bisa mempekerjakan tiga orang bagian produksi dan dua orang kurir.
“Ada banyak varian, mulai dari pie brownies, kue kering, keju stik origano dan lainnya. Kalau weekday bisa memproduksi 50 box dan weekend bisa sampai 200 box. Dalam satu bulan kurang lebih 3.000 box bisa diproduksi,” terangnya.
Namun, Ismi mengaku, ketahanan produk maksimal tujuh hari menjadi kendala. Pengiriman produk keluar kota hingga luar negeri menjadi cukup berisiko.
“Promosi sudah menggunakan digital marketing, seperti Instagram dan google ads. Pemesan paling banyak dari toko oleh oleh, khususnya di Malang-Batu, Surabaya, Bali dan Solo,” ungkapnya.
Terakhir, Ismi berharap, bisa mempunyai toko oleh-oleh sendiri. Ia ingin menjual lebih banyak kue dan varian. Dan siap mengajak pelaku UMKM lainnya untuk bergabung. (afi/ono)