Dosen FEB UB Kembangkan UMKM Lewat Pendekatan 7P di Kota Batu

Dosen FEB UB, Moh. Erfan Arif, SE MM menyampaikan paparannya kepada pelaku UMKM di Kelurahan Temas, Kota Batu. (ist) - Dosen FEB UB Kembangkan UMKM Lewat Pendekatan 7P di Kota Batu
Dosen FEB UB, Moh. Erfan Arif, SE MM menyampaikan paparannya kepada pelaku UMKM di Kelurahan Temas, Kota Batu. (ist)

Batu, SERU.co.id – Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Brawijaya (UB) melakukan pengembangan UMKM dengan Pendekatan 7P yakni Product, Price, Place, Promotion, People, Place dan Physical Evidence. Konsep ini diharapkan dapat memperluas pangsa pasar, meningkatkan kualitas produk dan layanan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Dosen pendamping Tim Pengabdian kepada Masyarakat FEB UB, Moh. Erfan Arif, SE MM mengatakan, konsep 7P telah disosialisasikan kepada UMKM di Kelurahan Temas Kota Batu, Rabu (3/7/2024). Program ini diikuti oleh para pelaku UMKM dari berbagai latar belakang usaha seperti, usaha retail, toko kelontong, souvenir, dan usaha bunga.

Bacaan Lainnya

“Pengembangan usaha dengan pendekatan 7P ini diharapkan bisa mendorong kemajuan dan meningkatkan kompetensi. Serta keterampilan para pelaku UMKM sehingga bisa memajukan perekonomian di daerahnya,” serunya.

Selain usaha retail, usaha makanan juga turut hadir mencakup berbagai jenis kuliner, mulai dari sayur lontong, bakso, soto, roti, nasi pecel, dan ayam goreng. Tentu saja hal ini membawa keragaman dalam pengalaman dan kebutuhan yang berbeda-beda pada sesi pembahasan.

“Seperti Warung Nasi Pecel Bu Tutik yang telah beroperasi lebih dari sepuluh tahun, jika dianalisis menggunakan pendekatan 7P nampak adanya hubungan yang erat,” ungkapnya.

Moh. Erfan menjelaskan, dilihat dari segi produk (product) telah memenuhi kriteria kualitas yang bagus dan beragam. Pada aspek harga (price), produk ini ditawarkan dengan harga yang terjangkau dan sesuai dengan kualitasnya tetapi belum ada daftar harganya. Promosi yang dilakukan lebih mengandalkan pemasaran word of mouth atau dari mulut ke mulut.

“Meski telah memiliki akun media sosial, sejauh ini belum dimanfaatkan secara optimal untuk menjangkau calon pembeli. Place, yang merupakan aspek penting dalam 7P, warung ini mengandalkan kemudahannya untuk dilihat dan dijangkau oleh pembeli,” tuturnya.

Sedangkan pada aspek process, pelayanan yang diberikan sangat cepat oleh orang-orang (people) yang memiliki skil yang mumpuni. Kemudian pada aspek bukti fisik (physical evidence), sarana dan prasarana yang digunakan cukup sederhana tetapi cukup memadai.

Salah satu anggota tim, Allfitra, menerangkan, pemilihan Kelurahan Temas Kota Batu sebagai objek pengembangan UMKM dengan pendekatan 7P karena lokasi yang strategis dekat dengan tempat wisata. Adanya potensi Agrowisata yang tinggi termasuk daya tarik aksesibilitas sosial masyarakat, fasilitas penunjang yang baik, dan ketersediaan sumber air bersih. Posisinya yang berdekatan dengan tujuan wisata Jatim Park 2 menjadi salah satu daya tarik utama di wilayah ini.

“Para peserta atau pelaku UMKM sangat antusias dalam menyambut dan mengikuti program ini karena dirasa sangat membantu dalam pengembangan usahanya,” imbuhnya.

Sementara itu, Sutrisno, selaku ketua RT 07 juga mengatakan, acara ini cukup bagus diselenggarakan di lingkungannya dan sangat membantu untuk meningkatkan UMKM di lingkungan RT 07. Dengan adanya pendekatan sama masyarakat dengan 7P di rasa sangat berguna sekali untuk warganya.

“Saya harap acara ini bisa berkesinambungan atau sering diadakan di berbagai tempat,” tandas Siti fatimah, selaku pelaku usaha bunga yang turut mengikuti kegiatan sosialisasi tersebut.

Adapun Anggota Tim Pengabdian kepada Masyarakat FEB UB terdiri dari All Fitra Putri Safanah, Cintani Amanda Pribadi dan Aline Amalia Kirana. Aulia Shima Zyu’ina dan Faza Maulidiyah Putri. (dik/mzm)

Pos terkait