Malang, SERU.co.id – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Malang menjelaskan strategi kebijakan yang berhasil menjadikan Kota Malang mencapai deflasi 0,08. Tiga kebijakan tersebut seperti Warung Tekan Inflasi (WTI), sidak rutin ke pasar dan komunikasi BI bersama Diskominfo Kota Malang dalam menyebarluaskan informasi akurat.
Kepala Kantor Perwakilan BI (KPwBI) Malang, Febrina mengatakan, koordinasi antara berbagai pihak dan Warung Tekan Inflasi (WTI) sebagai kunci. WTI dilakukan pada tiga pasar, menjadi salah satu faktor utama dalam menjaga stabilitas harga. Berbagai bahan pokok seperti beras SPHP, gula, dan minyak goreng premium dijual dengan harga di bawah pasar.
“Pelaksanaan Warung Tekan Inflasi (WTI) selama bulan Mei 2024 terjadi di 3 pasar. Harga beras SPHP 50.000/kg, gula 15.000/ kg, minyak goreng premium Rp15.000/kg. Harga di bawah pasar ini untuk membantu meringankan beban konsumen,” seru Febrina.
Selain itu, pemantauan harga secara rutin dilakukan melalui sidak pasar di beberapa lokasi strategis, yakni Pasar Kasin dan Indogrosir Malang. Hal ini untuk memantau stabilitas harga dan ketersediaan komoditas, terutama menjelang perayaan Hari Besar Keagamaan Negara (HBKN) Waisak.
“Ada sidak rutin ke pasar untuk memantau harga dan penguatan komunikasi melalui pembuatan podcast oleh Bank Indonesia bersama Diskominfo Kota Malang. Langkah ini bertujuan untuk mengelola ekspektasi harga dan memberikan informasi yang akurat kepada masyarakat,” terang Febrina.
Febrina menjelaskan, deflasi pada bulan Mei 2024 terutama dipengaruhi oleh penurunan harga bahan makanan, minuman, dan tembakau. Komoditas seperti beras, tomat, daging ayam ras, cabai rawit, dan udang basah mengalami penurunan harga yang signifikan.
“Harga kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan andil deflasi 0,19 persen (mtm). Deflasi yang lebih dalam tertahan oleh inflasi pada kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan andil 0,06 persen (mtm). Sedangkan beras hingga udang masing-masing dengan andil deflasi 0,22, 0,05, 0,05, 0,02, dan 0,02 persen (mtm),” jelasnya.
Adapun penurunannya dipicu oleh berbagai faktor, termasuk kondisi pasar global dan musiman. Deflasi pada komoditas beras, karena berlangsungnya musim panen raya, tomat dan cabai rawit. Sehingga tercukupinya kebutuhan pasokan di tengah panen.
“Daging ayam ras terjadi, karena relaksasi harga acuan penjualan dan harga eceran tertinggi yang ditetapkan Badan Pangan Nasional,” ucap Febrina.
Meskipun demikian, beberapa komoditas mengalami kenaikan harga. Seperti emas perhiasan, bawang merah, telur ayam ras, cabai merah, dan angkutan udara. Kenaikan harga ini dipicu oleh berbagai faktor, termasuk kondisi pasar global dan musiman.
“Emas perhiasan, bawang merah, telur ayam ras, cabai merah dan angkutan udara masing-masing dengan andil deflasi 0,06, 0,05, 0,05, 0,04 dan 0,02 persen (mtm),” terangnya
Kenaikan harga emas perhiasan akibat meningkatnya ketidakpastian global yang mendorong investor memindahkan portofolionya ke aset aman. Khususnya mata uang dolar AS dan emas.
“Komoditas bawang dan cabai merah karena telah berlalunya musim panen, harga telur ayam ras karena belum normalnya populasi serta peningkatan harga pakan. Sedangkan harga angkutan udara karena adanya momentum hari libur dan cuti bersama, sehingga menaikkan jumlah permintaan tiket pesawat,” pungkasnya.
Sinergi antara Pemerintah Pusat, Daerah, dan Bank Indonesia Malang terus diperkuat melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) dan program 4K. Program tersebut Keterjangkauan harga, Ketersediaan pasokan, Kelancaran distribusi serta Komunikasi efektif. Langkah-langkah ini diharapkan dapat menjaga inflasi tetap berada dalam rentang sasaran yang ditetapkan, yaitu 2,5 ± 1.
Sebagai informasi, secara tahunan, Kota Malang tercatat mengalami inflasi sebesar 2,45 (yoy) dan 0,93 (ytd). Dengan demikian, inflasi tahunan Kota Malang periode Mei 2024 masih tetap terkendali pada kisaran rentang sasaran inflasi. (ws11/rhd)